Rabu 13 Oct 2021 15:55 WIB

Delegasi Paling Mulia: Zainab binti Jahsy (4)

Zainab adalah salah seorang istri Nabi dan termasuk wanita terkemuka pada awal Islam.

Red: Ani Nursalikah
Delegasi Paling Mulia: Zainab binti Jahsy (4)
Foto: Pixabay
Delegasi Paling Mulia: Zainab binti Jahsy (4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kaitan ini, Umar Ridha Kahalah dalam kitabnya A'lam al-Nisa fi Alamai al-'Arab wa al-Islam, menjelaskan sebab perceraian Zaid dengan Zainab binti Jahsy:

Diriwayatkan, pada suatu hari, Rasulullah saw. datang ke rumah Zaid guna menemuinya. Zaid ternyata sedang tidak ada. Akhirnya, walau hanya dengan pakaian seadanya, Zainab pun bangkit dan menyambut Nabi saw. Beliau segera berpaling darinya. Meski demikian, Zainab kembali menandaskan, "Dia sedang tidak di sini, wahai Rasul. Maka demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, silakan masuk!"

Baca Juga

Nabi saw. menolak masuk ke rumahnya. Namun, Zainab loncat dengan tergesa-gesa sehingga beliau menolehnya. Saat itulah Zainab melihat Nabi saw. dan mulai merasa kagum kepadanya. Meski demikian, beliau segera berpaling sambil mengucapkan se suatu. Yang sedikit terdengar Zainab dari ucapan itu adalah "Subhanallahil 'Azhim, Subhanallahil Azhim, Musharrifil Qulub (Mahasuci Allah, mahasuci Allah, Dzat yang mengurus seluruh hati)."

Sewaktu Zaid pulang, istrinya menyampaikan bahwa Rasulullah saw. baru saja datang ke rumahnya. Zaid pun bertanya, "Tidakkah engkau memintanya untuk masuk?" Zainab menjawab, "Aku sudah menyampaikannya, namun beliau menolak.

Ditanya lagi oleh Zaid, "Apakah engkau mendengar sesuatu darinya?"

"Benar, saat beliau aku mendengar beliau mengucapkan sesuatu. Namun, aku tidak memahaminya kecuali "Subhanallahil Azhim, Subhanallâhil Azhim, Musharrifil Qulub (Mahasuci Allah, mahasuci Allah, Dzat yang mengurus seluruh hati)."

Mendengar laporan istrinya, Zaid kemudian datang kepada Rasulullah saw. Dia menyampaikan, "Wahai Rasul, aku mendapat kabar bahwa engkau berkunjung ke rumahku? Demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, tidakkah engkau masuk ke rumahku? Sepertinya Zainab terkagum kepadamu. Jika begitu, aku akan menceraikannya. Namun, Rasulullah saw. menenangkannya, "Pertahankanlah istrimu itu."

Namun, sejak hari itu sepertinya Zaid tak memiliki jalan lain. Dia sering datang kepada Nabi saw. dan menyampaikan keinginan untuk menceraikan istrinya. Tetapi beliau tetap menyarankan, "Pertahankalah istrimu." Hingga akhirnya, Zaid pun menceraikan Zainab. Iddahnya pun habis. Sementara Nabi saw. tetap dengan keadaannya, hingga turunlah ayat tentang Zainab ibn Jahsy ini. Bersambung.

Baca juga: 

Delegasi Paling Mulia: Zainab binti Jahsy (5)

 

Delegasi Paling Mulia: Zainab binti Jahsy (6-Habis)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement