Rabu 13 Oct 2021 23:26 WIB

Faktor-Faktor Pemicu Jatuhnya Spanyol ke Tangan Umat Islam

Spanyol jatuh ke tangan umat Islam pada 711 Masehi

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Spanyol jatuh ke tangan umat Islam pada 711 Masehi. Cordoba Spanyol
Foto: Lonelyplanet.com
Spanyol jatuh ke tangan umat Islam pada 711 Masehi. Cordoba Spanyol

REPUBLIKA.CO.ID, — Salah satunya adalah Penaklukan Andalusia (Spanyol). Misi yang dipimpin Thariq bin Ziyad itu terjadi pada 28 Ramadhan 92 H, bertepatan dengan 19 Juli 711 M.

Sejarah mencatat, kemenangannya merupakan awal dari kekuasaan Muslimin atas Semenanjung Iberia.

Baca Juga

Jatuhnya Spanyol merupakan sebuah matarantai dari ekspansi daulah Islam secara besar-besaran ke luar Jazirah Arab. 

Perluasan itu terjadi dalam waktu yang relatif singkat hanya kurang dari satu abad sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. 

Dalam era empat pemimpin yang bijaksana (khulafaur rasyidin), yakni berturut-turut Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, wilayah kekuasaan Islam kian membentang dari timur ke barat. 

Bahkan, Kekaisaran Persia Sasaniyah yang telah berusia ratusan tahun akhirnya dikuasai Muslimin pada 654 M, yakni ketika Umar menjabat amirul mukminin. Kegemilangan para khulafaur rasyidin diteruskan oleh Dinasti Umayyah.

Pendirinya, Muawiyah bin Abi Sufyan, melanjutkan kebijakan ekspansi Islam yang sempat tersendat seusai gugurnya Khalifah Utsman hingga berakhirnya kekuasaanAli. Berbeda dengan pendahulunya, Muawiyah menyelenggarakan pemerintahan monarki, alih-alih demokratis. 

Dari ibu kota, Damaskus, Bani Umayyah menggerakkan perluasan wilayah bukan hanya di sekujur Mediterania, semisal, Suriah, dan Mesir. Pasukan Muslimin pun bergerak ke timur hingga Amu Darya dan India.

Tidak sekadar mengandalkan kekuatan prajurit di darat, kesultanan ini pun mengembangkan armada laut yang tangguh. 

Pada masa Khalifah Al Walid bin Abdul Malik bin Marwan, Dinasti Umayyah berhasil menguasai sebagian besar Ifriqiyah (Afrika Utara bagian tengah) dan Maghribi (Maroko). 

Raja yang bergelar al-Walid I itu memiliki panglima andalannya yangbernama Musa bin Nusair. Komandan yang lahirdi Hijaz itu lantas diberinya jabatan sebagai gubernur Ifriqiyah selama kira-kira 12 tahun.

Dengan tegaknya kekuasaan Muslim atas Ifriqiyah, peluang untuk menguasai Iberia pun kianter buka. 

Sebelum 92 H/711 M, Spanyol dikuasai bangsa Gothik yang berasal dari Negeri Jermania. Selama bertahun-tahun, mereka mengalami banyak krisis sosial dan politik serta kemunduran ekonomi.

Rakyat setempat cenderung mudah terpecah-belah. Kaum miskinnya menduduki proporsi mayoritas, tetapi hidup dalam kesempitan. Kalangan agamawan lokal cenderung sibuk sebagai corong penguasa, bukannya menyuarakan kepentingan umum. 

Elite politiknya saling berebut kekuasaan. Waktu itu, Roderick naik takhta setelah berhasil merebut kepemimpinan dari raja sebelumnya, Witiza. 

Penguasa yang disebut Ludhariq dalam bahasa Arab itu memerintah dengan sewenang-wenang. Lebih buruk lagi, perangainya pun terbilang bejat. 

Para penulis sejarah pun kerap menggaris bawahi, kondisi Spanyol pada masa itu mengalami kekacauan. Mayoritas penduduknya hidup dalam kondisi terbelakang, sedangkan ketimpangan sosial begitu nyata.

Rezim Roderick menjadi representasi penguasa yang zalim. Karena itu, wajarlah bilarakyat umumnya menantikan sosok penolong yang dapat membebaskan mereka dari ketertindasan.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement