Rabu 13 Oct 2021 23:49 WIB

UAD Manfaatkan Saluran Irigasi untuk Aquaponik

Penggunaan saluran irigasi untuk Aquaponik karena sumber air yang melimpah

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Tim Program Kemitraan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memanfaatkan saluran irigasi di area wisata Bendhung Lepen, Mrican, Yogyakarta, untuk bercocok tanam dengan media air atau aquaponik. Pemanfaatan saluran ini dikarenakan sumber daya air yang melimpah di kawasan yang berada di sekitar Sungai Gajah Wong tersebut.
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah Z
Tim Program Kemitraan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memanfaatkan saluran irigasi di area wisata Bendhung Lepen, Mrican, Yogyakarta, untuk bercocok tanam dengan media air atau aquaponik. Pemanfaatan saluran ini dikarenakan sumber daya air yang melimpah di kawasan yang berada di sekitar Sungai Gajah Wong tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim Program Kemitraan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memanfaatkan saluran irigasi di area wisata Bendhung Lepen, Mrican, Yogyakarta, untuk bercocok tanam dengan media air atau aquaponik. Pemanfaatan saluran ini dikarenakan sumber daya air yang melimpah di kawasan yang berada di sekitar Sungai Gajah Wong tersebut.

Ketua TIM Program Kemitraan Masyarakat UAD, Cita Eri Ayuningtyas mengatakan, selama ini masyarakat hanya memanfaatkan sumber daya air yang ada untuk budidaya ikan. Sedangkan, kawasan tersebut masih dapat dikembangkan mengingat Bendhung Lepen juga menjadi objek wisata unggulan di daerah tersebut.

"Ekowisata Bendhung Lepen, Mrican bisa dikembangkan lagi, jadi tidak sebatas ekowisata. Kami memanfaatkan sisi lain yang masih bisa dikembangkan, salah satunya dengan aquaponik," kata Cita seperti dikutip Republika dalam keterangan resmi UAD belum lama ini.

Dengan sumber daya air yang melimpah, dimanfaatkan untuk menanam sayuran dengan metode aquaponik. Diharapkan, sayuran yang ditanam dapat dijadikan sebagai pengembangan kuliner di kawasan wisata tersebut.

"Masih sedikit tanaman di lokasi bendungan ini, padahal sumber daya air melimpah," ujarnya.

Cita menjelaskan, pelatihan terkait aquaponik pun dilakukan kepada pengelola kawasan Bendhung Lepen. Pelatihan ini sudah dilakukan secara berkala sejak Agustus dan September 2021 lalu.

Pelatihan dilakukan dengan tujuan agar pengelola destinasi wisata di kawasan itu dapat secara mandiri mengelola dan mengembangkan lebih banyak tanaman dengan metode aquaponik. Sehingga, dapat menjadi daya tarik yang lebih bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Bendhung Lepen.

"Masyarakat dapat berwisata sekaligus belajar pemanfaatan saluran air yang tidak hanya untuk budidaya ikan, tetapi juga untuk menanam sayuran," jelas Cita.

Cita menuturkan, pelatihan aquaponik ini sendiri merupakan terobosan baru yang dikembangkan di area wisata Bendhung Lepen. Pengabdian masyarakat yang dilakukan UAD itu, didanai dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement