Jumat 15 Oct 2021 10:32 WIB

Bergerak Mix, IHSG Berpotensi Menguat di Akhir Pekan

IHSG sempat menguat signifikan ke level 6.680.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pekerja membersihkan patung Banteng Wulung di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan (8/10) ditutup menguat 65,37 poin (1,02 persen) di level 6.481,77.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pekerja membersihkan patung Banteng Wulung di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan (8/10) ditutup menguat 65,37 poin (1,02 persen) di level 6.481,77.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan pagi ini, Jumat (15/10). IHSG sempat menguat signifikan ke level 6.680, namun sesaat kemudian jatuh ke zona merah dan kembali ke level 6.573. 

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan cenderung menguat akhir pekan ini sejalan dengan pergerakan indeks saham Asia yang mayoritas dibuka naik. 

"Indeks saham di Asia dibuka naik menyusul reli indeks saham utama di Wall Street semalam yang dipicu oleh optimisme atas musim laporan keuangan dimana sejumlah bank besar mencatatkan kinerja keuangan kuartal III 2021 yang lebih baik dari ekspektasi pasar," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (15/10). 

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Trasury Notes) bertenor 10 tahun turun 2,3 bps menjadi 1,53 persen. Penurunan terjadi setelah rilis data pasar tenaga kerja dan inflasi meredakan kekhawatiran bahwa bank sentral AS,Federal Reserve, mungkin perlu mengambil langkah lebih awal dari yang di antisipasi pasar untuk memerangi kenaikan harga. 

Data Weekly Jobless Claims memperlihatkan jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran turun menjadi 293 ribu per 9 Oktober 2021. Ini adalah untuk pertama kali sejak awal pandemi angka Initial Jobless Claims berada di bawah 300 ribu.  

Data Producer Price Index (PPI) memperlihatkan harga jual di tingkat produsen naik 0,5 persen secara bulanan atau naik 8,6 persen secara tahuanan per September 2021. Ini merupakan laju kenaikan terlambat di tahun ini dan lebih rendah dari ekspektasi pasar yang sebesar 0,6 persen secara bulanan. 

Baca juga : Korban Prostitusi Online di Kalibata City Jalani Tes

Di pasar komoditas, harga minyak mentah kembali naik setelah Arab Saudi tidak menghiraukan permintaan agar OPEC+ menambah pasokan minyak ke pasar global. Sementara itu, data dari Energy Information Agency (EIA) memperlihatkan bahwa cadangan BBM AS bertambah 6,1 juta barel.  

"EIA menekankan bahwa permintaan minyak mentah akan naik tajam karena pembangkit listrik dan sektor industri besar akan beralih menggunakan minyak dari sumber energi lain yang harganya sudah lebih mahal dari minyak," kata Phillip Sekuritas Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement