Sabtu 16 Oct 2021 00:14 WIB

Proyek Kereta Cepat Dinilai Bermanfaat untuk Jangka Panjang 

Proyek kereta cepat belakangan menuai sorotan karena meningkatnya biaya proyek.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja melakukan pemasangan rel untuk kereta cepat di depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (11/10/2021). PT KCIC mencatat, progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung per minggu keempat September 2021 sudah mencapai 79 persen dengan memprioritaskan percepatan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan progres akibat dampak dari COVID-19.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Pekerja melakukan pemasangan rel untuk kereta cepat di depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (11/10/2021). PT KCIC mencatat, progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung per minggu keempat September 2021 sudah mencapai 79 persen dengan memprioritaskan percepatan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan progres akibat dampak dari COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dinilai tak akan merugikan Indonesia. Kalangan ekonom dan akademisi meyakini, manfaat dari keberadaan proyek tersebut akan dirasakan di masa depan. 

Proyek kereta cepat belakangan menuai sorotan karena meningkatnya biaya proyek. Peningkatan itu salah satunya disebabkan adanya penambahan pengadaan lahan untuk keperluan relokasi fasilitas umum dan sosial. 

 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, dampak dari pembangunan suatu infrastruktur, termasuk proyek kereta cepat, tidak dapat dilihat secara jangka pendek.

 

"Perspektifnya harus jangka panjang. Kalau jangka pendek akan terlihat rugi," kata Piter dalam keterangannya kepada media, Jumat (15/10).

 

Piter mengatakan, ada banyak pembangunan infrastruktur baru yang dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Manfaat dari pembangunan itu, kata dia, dirasakan masyarakat setelah beberapa lama dibangun dan dioperasikan. 

 

"Menurut saya, hal itu juga yang akan kita rasakan dengan adanya kereta cepat Jakarta-Bandung," ujar Piter.

 

Sementara, akademisi dari Universitas Parahyangan Andreas Wibowo mengatakan, ketersediaan transportasi publik seperti kereta cepat akan membawa dampak eksternalitas, misalnya dari sisi pengembangan wilayah, pertumbuhan ekonomi, dan sosial.

 

"Sepanjang dampak positif lebih besar dari pada dampak negatifnya, kita bisa sebutkan proyek tersebut memang worth it untuk dilaksanakan," kata Andreas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement