Ahad 17 Oct 2021 17:03 WIB

Faktor Cuaca Jadi Pendukung Peningkatan Produksi Beras

Curah hujan yang cukup dan hampir terjadi sepanjang tahun membantu proses penanaman

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Petani menanam padi di kawasan pertanian padi sepanjang tahun Desa Jongbiru, Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/10/2021). Pemerintah mendorong petani melakukan pola tanam padi empat kali dalam setahun guna meningkatkan produksi dan terjaminnya ketersediaan beras dalam negeri.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petani menanam padi di kawasan pertanian padi sepanjang tahun Desa Jongbiru, Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/10/2021). Pemerintah mendorong petani melakukan pola tanam padi empat kali dalam setahun guna meningkatkan produksi dan terjaminnya ketersediaan beras dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) menilai, salah satu pendorong utama meningkatkan produksi beras tahun ini lantaran didukung oleh faktor cuaca. Curah hujan yang cukup dan hampir terjadi sepanjang tahun membantu proses penanaman terutama pada musim tanam kedua pada musim kemarau.

"Saya melihat, ini kan tahun basah banyak hujan sehingga secara iklim cukup baik untuk mendukung budidaya terutama di musim gadu," kata Koordinator Nasional KRKP, Said Abdullah, kepada Republika, Ahad (17/10).

Baca Juga

Said mengatakan, penanaman beras musim panas biasanya mengalami penurunan produktivitas yang berdampak pada turunnya produksi beras. Itu disebabkan ketersediaan air yang terbatas. Namun, situasi tahun ini sedang diuntungkan oleh hujan.

"Seperti misalnya di Subang, Karawang dan Indramayu yang hampir semua sawah bisa terus ditanami padi bahkan saat ini masih ada yang panen," kata Said.

Di satu sisi, ancaman serangan hama meski menyebar luas namun jumlahnya kecil sehingga tidak menganggu produkivitas secara nasional.

Soal perbaikan intervensi pemerintah terhadap sektor perberasan, Said menilai, program yang dijalankan pemerintah sebelum dan saat pandemi Covid-19 secara umum masih sama.

"Menurut saya tidak ada yang berbeda. Program yang dikembangkan bagi-bagi benih tiap tahun, pupuk. Saya cenderung melihat ini situasi iklim yang relatif membantu," ujarnya.

Meski begitu, naiknya produksi beras tahun ini tetap harus diapresiasi karena jika dilihat secara statistik maka tidak diperlukan impor beras tahun ini. Namun Said meminta agar upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani terus ditingkatkan sebagai apresiasi atas sumbangsih para petani.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya memproyeksikan hingga akhir 2021, produksi beras mencapai 31,69 juta ton atau naik 1,12 persen dari realisasi produksi 2020 sebesar 31,33 juta ton. Kenaikan produksi itu bisa dicapai meskipun terdapat penurunan luas panen padi tahun ini.

Luas panen padi secara total hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya mencapai 10,52 juta hektare (ha) atau turun 1,33 persen dari realisasi tahun lalu seluas 10,66 juta ha. Meski turun, produksi gabah kering giling (GKG) tahun 2021 sebesar 55,27 juta ton, naik 1,14 persen dari produksi GKG tahun 2020 sebesar 54,65 juta ton. Naiknya produksi GKG alhasil memberikan produksi beras yang naik tahun ini.

Menurut BPS, bertambahnya produksi karena ada kenaikan produktivitas. Tahun lalu produktivitas padi 5,12 ton per ha meningkat menjadi 5,25 ton per ha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement