Ahad 17 Oct 2021 19:35 WIB

Imunisasi Dasar Lengkap Sebagai Upaya Cegah KLB PD3I

IDAI merekomendasikan agar semua anggota kembali melanjutkan layanan imunisasi.

Red: Agus Yulianto
imunisasi dasar yang lengkap berperan dalam memberi perlindungan anak dari risiko terpapar Covid-19 maupun penyakit KLB PD3I (Kejadian Luar Biasa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi).
Foto: Istimewa
imunisasi dasar yang lengkap berperan dalam memberi perlindungan anak dari risiko terpapar Covid-19 maupun penyakit KLB PD3I (Kejadian Luar Biasa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imunisasi merupakan cara yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit dan menyelamatkan nyawa. Namun, di tengah pandemi Covid-19, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) mengalami penurunan cakupan imunisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar 56,9 persen. 

Hal itu, sangat disayangkan. Mengingat, imunisasi dasar yang lengkap berperan dalam memberi perlindungan anak dari risiko terpapar Covid-19 maupun penyakit KLB PD3I (Kejadian Luar Biasa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi). 

Menyikapi kondisi imunisasi di masa pandemi Covid-19 yang masih berjalan sampai saat ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah melakukan pemutakhiran Rekomendasi Pelayanan Imunisasi Rutin Anak pada Masa Pandemi Covid-19 tanggal 27 Juli 2021 lalu. 

Pemutakhiran ini, merupakan hasil pertimbangan dari peninjauan pemberian imunisasi rutin saat awal pemberlakuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, situasi terkini pandemi Covid-19, serta perpanjangan PPKM oleh pemerintah.

Dalam pemutakhiran Rekomendasi Pelayanan Imunisasi Rutin Anak pada Masa Pandemi Covid-19, IDAI merekomendasikan agar semua anggota IDAI di daerah PPKM kembali melanjutkan layanan imunisasi. Terutama, imunisasi kejar secara simultan dengan mempertimbangkan risiko di masing-masing fasilitas kesehatan serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk tenaga kesehatan maupun pasien.

Lebih lanjut, IDAI merekomendasikan, layanan imunisasi di masa pandemi Covid-19 agar mengikuti Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi Covid-19 yang telah disusun sebelumnya oleh Kemenkes bersama IDAI, ITAGI, Komnas KIPI, WHO, Unicef dan CHAI Indonesia pada Mei 20203. Layanan imunisasi, ujar dr Deliana Permatasari, Glaxo Smith Kline (GSK) Vaccine Medical Director, jika perlu dan memungkinkan dapat menerapkan layanan tanpa turun (lantatur). 

"Dan selain imunisasi dokter diminta untuk memprioritaskan telekonsultasi untuk pelayanan kesehatan anak bukan gawat darurat dan melakukan pemantauan telekonsultasi untuk anak-anak yang sedang dalam isolasi mandiri," ujarnya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (18/10).

Glaxo Smith Kline (GSK) sebagai perusahaan perawatan kesehatan global dengan teknologi sains terdepan, senantiasa berupaya untuk membantu masyarakat berbuat lebih banyak, merasa lebih baik, dan hidup lebih lama. “Di masa pandemi seperti saat ini, penting untuk terus melakukan edukasi mengenai pentingnya imunisasi serta meyakinkan parents untuk memberikan imunisasi kepada anak-anaknya dengan tetap memperhatikan prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),” ujar Deliana. 

Terkait PPI, Deliana mengatakan, Kementerian Kesehatan dan IDAI telah mengeluarkan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi Covid-19. Ini agar fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan tetap melayani imunisasi anak di tengah pandemi. 

Kata dia, ada empat panduan yang terpenting adalah: (1) prinsip jaga jarak fisik, (2) pemberlakuan sistem triase (memisahkan anak yang imunisasi dengan anak yang berobat karena sakit), (3) pengaturan jam kedatangan untuk mencegah kerumunan pasien, dan (4) sosialisasi bagi orang tua dan anak untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan dengan sabun dan memakai masker di luar rumah. 

Dengan adanya empat panduan untuk mendukung imunisasi yang aman, kata dia, parents dapat kembali melakukan imunisasi yang mungkin terlewatkan atau dibutuhkan oleh anak-anak kita. “Memberikan imunisasi lengkap pada bayi dan anak, tidak hanya melindungi si aak dari penyakit tertentu tetapi juga membantu tercapainya kekebalan komunitas (herd immunity). Semakin banyak jumlah anak yang diimunisasi, semakin tinggi pula cakupan imunisasi sehingga anak-anak yang tidak mendapat imunisasi akan tetap terlindungi,” tutur Deliana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement