Kamis 21 Oct 2021 02:58 WIB

Pemprov Jateng Kurangi Angka "backlog" Rumah di Enam Daerah

Pemprov Jateng membangun rumah bersama masyarakat dan para pemangku kepentingan

Red: Hiru Muhammad
Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah susun (rusun) pekerja di Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun fasilitas rusun untuk pekerja KITB dengan tipe barak setinggi lima lantai berjumlah 10 tower yang terbagi menjadi tiga paket dengan progres fisik mencapai sekitar 13 persen dan ditargetkan selesai pada April 2022.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah susun (rusun) pekerja di Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun fasilitas rusun untuk pekerja KITB dengan tipe barak setinggi lima lantai berjumlah 10 tower yang terbagi menjadi tiga paket dengan progres fisik mencapai sekitar 13 persen dan ditargetkan selesai pada April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mengurangi angka selisih antara kebutuhan dan persediaan rumah (backlog) di enam daerah melalui berbagai program."Pemprov sedang membantu pembangunan perumahan di enam daerah yakni Kabupaten Cilacap, Brebes, Kendal, Purbalingga, Jepara, dan Kota Magelang," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Jateng, Rabu (20/10). 

Ia menjelaskan Pemprov Jateng melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman berikhtiar dengan memberikan bantuan sosial yang bersifat stimulan melalui program Jateng Gayeng Mbangun Omah Bareng, Tuku Lemah Oleh Omah. Artinya, Pemprov Jateng membangun rumah bersama masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk membeli tanah untuk mendapatkan rumah dengan sasarannya mengurangi angka backlogrumah sebanyak 419 ribu unit.

Ganjar mengakui upaya tersebut tidak mudah, namun Pemprov Jateng secara bertahap dengan upaya replikasi dan intervensi, sehingga mengurangi beban masyarakat, serta sasaran program yaitu warga miskin yang belum punya rumah."Jateng memfasilitasi pembelian tanah melalui kredit mikro BPR BKK Jateng, memfasilitasi pembentukan kelompok masyarakat untuk penyiapan pembangunan rumah, memfasilitasi pembangunan rumah melalui bantuan sosial stimulan rumah sederhana sehat atau pembangunan rumah baru," ujarnya.

Kepala Disperakim Provinsi Jateng Arief Djatmiko menambahkan pihaknya mengintegrasikan antara program pusat, program provinsi, program kabupaten/kota, serta potensi masyarakat melalui program tanggung jawab sosial perusahaan dan Baznas."Jawa Tengah mulai 2020, dan 2021 sudah memulai, tapi sifatnya stimulan yang mungkin akan menjadi replikasi terhadap program di masyarakat. Contohnya, di Jawa Tengah tahun ini, ada enam kabupaten yang melakukan pembangunan mandiri dan pembangunan komunitas," katanya.

Seperti di Kabupaten Cilacap, lanjut dia, sasarannya komunitas pembuat gula Jawa dan jumlahnya 28 unit rumah bantuan Pemprov Jateng berupa struktur bangunannya adalah rumah unggul sistem panel instan (ruspin) yang tahan gempa, dinding keliling, rangka atap dan penutupnya, dinding keliling kamar mandi, instalasi air bersih, air kotor dan listrik. Kemudian, upah tenaga padat karya untuk tiga orang selama enam hari yang berkolaborasi bersama Dispermades Jateng berupa pembangunan makadam jalan dan drainase.

Dukungan dari pemerintah kabupaten berupa jalan aspal dan ruang terbuka hijau, swadaya masyarakat berupa plester lantai, pembatas ruangan, plester dinding, pintu dan jendela, sedangkan dukungan pihak ketiga yaitu struktur bangunan musala, jaringan listrik serta Baznas adalah menyelesaikan mushala.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement