Kamis 21 Oct 2021 17:09 WIB

Wapres: Masa Depan Indonesia Jangan Bertumpu Hanya pada SDA

Wapres menilai SDM Indonesia perlu didorong untuk mengusai Iptek dan RIN.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Dok KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai sumber daya manusia (SDM) Indonesia saat ini perlu didorong untuk menguasai ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK), riset dan inovasi (RIN) dan memiliki jiwa wirausaha. Hal ini untuk mendukung kemajuan bangsa di tengah perkembangan global dan kemajuan teknologi saat ini yang disebut era industri 4.0.

"Masa depan dan kemajuan bangsa kita tidak boleh lagi bertumpu hanya pada SDA tetapi pada SDM yang menguasai IPTEK, RIN dan kewirausahaan," ujar Wapres saat memberi Orasi ilmiah pada wisuda Universitas Ibrahimy di Situbondo, Jawa Timur, Kamis (21/10).

Baca Juga

Wapres menjelaskan alasan pentingnya ketiga unsur tersebut dari beberapa perkembangan saat ini dari mulai perusahaan besar, perusahaan rintisan atau start up yang mengandalkan ketiga unsur tersebut. Wapres mencontohkan, di Indonesia kemajuan diperoleh salah satu start-up terbesar di Indonesia, Ruangguru, yaitu perusahaan platform pembelajaran online berbasis kurikulum pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMA.

Pada tahun 2015 jumlah siswa pengguna Bimbel Online ini mencapai 6 juta orang, lalu bertambah menjadi 13 juta pada tahun 2017, dan mencapai 17 juta pada 2019. Selain itu, tidak saja peningkatan nilai atau valuasi perusahaannya, Ruangguru berhasil masuk dalam kelompok 50 perusahaan paling inovatif di dunia, peringkat 25 untuk seluruh kategori dan peringkat 2 dalam kategori pendidikan oleh entitas pemeringkatan, Fast Company.

Di dunia, lanjut Wapres, contoh lainnya yakni perusahaan teknologi Apple dari Amerika Serikat yang terus bertumbuh pesat sekalipun dunia mengalami disrupsi dan krisis parah sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Selain itu, kata Wapres, kemajuan ekonomi di negara-negara maju juga didukung oleh entrepreneurs atau wirausahawan, dengan perbandingan jumlah wirausahawan 10 persen atau lebih dibanding populasi penduduknya.

Berdasarkan Entrepreneurship Global Index 2018, jumlah wirausahawan Indonesia baru 3,1 persen dari total populasi penduduk atau sekitar 8,06 juta jiwa. Sedangkan negara-negara tetangga seperti Malaysia jumlah wirausahawan mencapai 6 persen, Thailand sebesar 5 persen dan Singapura 7 persen.

"Dari contoh RuangGuru, Apple dan Aramco yang saya sampaikan tadi, dan berbagai perusahaan lain berbasis teknologi digital dan inovasi seperti Bukalapak, Tokopedia, Gojek atau Apple, kita mendapat pelajaran penting bahwa inovasi, penguasaan teknologi digital dan jiwa wirausaha merupakan kunci untuk melipatgandakan produktivitas dan daya saing suatu bangsa," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement