Jumat 22 Oct 2021 15:57 WIB

Pemerintah Upayakan Sero Survei, Ini Kata Epidemiolog

Sero survei untuk memgetahui kadar antibodi karena vaksinasi atau usai tertular Covid

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petugas medis menunjukkan vaksin Moderna saat vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (13/8/2021). Sebanyak 3000 tenaga kesehatan di Sidoarjo mendapatkan vaksinasi tahap ketiga sebagai booster agar antibodi di dalam tubuh membentuk sistem imun yang kuat.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Petugas medis menunjukkan vaksin Moderna saat vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (13/8/2021). Sebanyak 3000 tenaga kesehatan di Sidoarjo mendapatkan vaksinasi tahap ketiga sebagai booster agar antibodi di dalam tubuh membentuk sistem imun yang kuat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menanggapi upaya sero survei oleh pemerintah untuk mengetahui kadar antibodi yang terbentuk di masyarakat karena vaksinasi atau pasca-tertular Covid-19. Sero survei dilakukan di tengah tren penurunan kasus Covid-19.

Dicky menjelaskan sero survei ialah tes darah yang memeriksa antibodi terhadap virus. Cara ini efektif untuk mengukur paparan suatu populasi terhadap patogen virus. Hasil sero survey mewakili tingkat kekebalan yang terjadi di populasi."Meskipun nanti harus dibedakan mana yang alami (karena infeksi) dan mana karena vaksinasi. Karena tetap kekebalan terbaik terhadap Covid-19 dicapai melalui vaksinasi," kata Dicky kepada Republika.co.id, Jumat (22/10).

Dicky menyampaikan metode sero survei melalui sekelompok individu yang diuji menggunakan tes antibodi atau dikenal sebagai tes serologi. Tes ini mencari antibodi dan memeriksa apakah sistem kekebalan seseorang telah merespons infeksi."Tubuh manusia mengembangkan dua jenis antibodi - IgM (Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G) terhadap infeksi apa pun. Antibodi IgG tinggal selama berbulan-bulan dan menunjukkan infeksi masa lalu," ucap Dicky.

Dicky menekankan sero survei penting untuk mengukur prevalensi virus di wilayah tertentu. Apalagi patut diduga banyak kasus Covid-19 tanpa gejala atau ada kemungkinan orang tidak melaporkan infeksi. Nantinya sebagian sampel yang dikumpulkan akan dianalisis untuk melihat antibodi yang secara khusus menargetkan virus Sars-CoV-2. 

"Ini akan membantu para peneliti mengkorelasikan tingkat antibodi IgG yang terdeteksi dalam tes semi-kuantitatif (yang hanya menunjukkan apakah tingkat suatu elemen tinggi atau rendah) dengan tingkat antibodi penawar dan dengan demikian memperkirakan perlindungan yang dimiliki seseorang dari penyakit virus corona," ujar Dicky.

Dicky juga menerangkan sero survei secara garis besar menunjukkan dua hal; persentase penduduk yang terpapar virus dam kelompok mana yang lebih terpapar atau memiliki tingkat infeksi lebih tinggi. Dia mencontohkan, jika populasi sampel meliputi tenaga kesehatan, anak-anak, lansia, maka hasilnya dapat menunjukkan diantara ketiga kelompok tersebut mana yang lebih banyak terinfeksi. 

"Bagaimana tingkat infeksi berkembang di daerah tertentu perlu diketahui. Untuk itu lah maka perlu dilakukan survei sero secara berkala. Tidak cuma sekali," tutur Dicky.

Sebelummya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, strategi kebijakan penanganan Covid-19 diambil berdasarkan pada fakta dan data perkembangan kasus di lapangan. Selain itu, hasil monitoring dan evaluasi kebijakan yang telah diterapkan sebelumnya juga menjadi pertimbangan.

Untuk mengetahui kadar antibodi yang terbentuk di masyarakat baik akibat vaksinasi atau pasca-tertular di tengah tren penurunan kasus, pemerintah  tengah melakukan sero survei.“Saat ini pemerintah sedang melakukan sero survei untuk mengetahui kadar antibodi yang terbentuk di masyarakat baik akibat vaksinasi atau pasca-tertular,” kata Wiku saat konferensi pers perkembangan Covid-19, dikutip pada Jumat (22/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement