Selasa 26 Oct 2021 06:15 WIB

Satgas IDAI Sebut Polio Intai Indonesia

Pandemi Covid-19 turut memicu pelambatan vaksinasi polio kepada masyarakat.

Red: Ani Nursalikah
Satgas IDAI Sebut Polio Intai Indonesia. Petugas kesehatan memberikan vaksin polio dan campak kepada anak balita saat imunisasi di Pos Yandu Harapan Ibu, Kampong Laksana, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/11/2020). Pemberian imunisasi secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak.
Foto: Antara/Ampelsa
Satgas IDAI Sebut Polio Intai Indonesia. Petugas kesehatan memberikan vaksin polio dan campak kepada anak balita saat imunisasi di Pos Yandu Harapan Ibu, Kampong Laksana, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/11/2020). Pemberian imunisasi secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Hindra Irawan Satari menyebut penyakit polio masih mengintai Indonesia.

"Indonesia masih rawan. Artinya negara tetangga kita ada wabah, seperti di Malaysia itu berbatasan dengan Indonesia. Ada juga di Papua. Harus hati-hati jangan sampai terjadi kasus impor," kata Hindra, Senin (25/10).

Baca Juga

Dia mengatakan Indonesia termasuk negara yang berhasil menangani polio, tapi pandemi Covid-19 turut memicu pelambatan vaksinasi kepada masyarakat. "Tapi gara-gara Covid-19 juga nyatanya cakupan vaksinasi polio menurun. Itu harus dikejar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan suntik vaksin polio dua kali," katanya.

Selain faktor pandemi Covid-19, produsen vaksin polio di Indonesia, yakni PT Bio Farma, juga dihinggapi permasalahan administrasi pemenuhan vaksin dalam negeri. "Vaksin kita ada, tapi proses pengadaan vaksin secara administrasi butuh waktu dan ada syarat," katanya.

Salah satu syarat yang ditetapkan WHO adalah cakupan 90 persen vaksin polio pada masyarakat yang berdomisili di radius 100 kilometer dari PT Bio Farma. "Dosis vaksin sudah ada, tapi kan harus ada duit dan prosedur. Harus siap perintah daerahnya untuk penuhi radius 100 kilometer cakupan vaksinasi polio. Secara teoritis harusnya lancar," katanya.

Hindra menambahkan keterlambatan vaksinasi polio berisiko mengurangi perlindungan terhadap masyarakat sehingga lebih rentan terinfeksi. Namun, Hindra memastikan polio di dunia hanya menyisakan kasus di negara Afganistan dan Pakistan.

"Sekarang tinggal konsistensinya pemerintah saja menjaga agar polio tidak ada lagi di Indonesia," katanya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

(QS. Al-A'raf ayat 179)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement