Rabu 27 Oct 2021 19:51 WIB

Dinkes: Kasus Aktif di Bandung Naik karena Tambahan dari PTM

14 Sekolah diperintahkan kembali laksanakan PJJ untuk antisipasi penyebaran Covid.

Red: Bayu Hermawan
Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara, mengatakan kasus aktif di Bandung mengalami kenaikan karena adanya tambahan dari kasus terkonfirmasi Covid-19 dari sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Ahyani mengatakan, orang yang positif dari aktivitas PTM itu merupakan orang tanpa gejala.

"Iya, karena adanya tambahan kasus dari sekolah," kata Ahyani di Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/10).

Baca Juga

Adapun pada Rabu (20/10) pekan sebelumnya, kasus aktif Covid-19 masih berada di angka 71 orang. Angka tersebut cukup rendah dibandingkan pekan dan bulan sebelumnya usai adanya gelombang Covid-19 Juli 2021 lalu.

Namun pada pekan ini, kasus aktif nampak kembali naik signifikan. Dari data terakhir, kasus aktif di Kota Bandung naik menjadi 144 orang per Selasa (26/10). Kenaikan itu mulai terjadi beberapa waktu setelah hasil pengetesan acak bagi siswa dan guru di sejumlah sekolah yang melaksanakan PTM.

Pada Selasa (19/10) lalu, Dinkes mencatat ada 14 orang yang positif Covid-19 dari hasil tes acak di sekolah. Sedangkan pada Ahad (24/10) lalu, Dinas Pendidikan menyatakan angka itu bertambah menjadi 84 orang yang dinyatakan positif dari hasil tes acak di sekolah.

Namun, Ahyani mengatakan orang yang positif dari aktivitas PTM itu merupakan orang tanpa gejala. Karena mereka pun dites saat melakukan kegiatan sekolah seperti biasa tanpa adanya gejala-gejala Covid-19.

"Kami tetap tracing baik ke kelompok belajarmaupun ke keluarganya," ucapnya.

Tindak lanjut ditemukan positif Covid-19 tersebut, ujarnya sebanyak 14 sekolah diperintahkan untuk kembali melaksanakan pembelajaran jarak jauh guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 tersebut.

Adapun rinciannya sekolah tersebut yakni lima SD (sekolah dasar), dua SMP (sekolah menengah pertama), dua SMA (sekolah menengah atas, empatSMK (sekolah menengah kejuruan dan satu SLB (sekolah luar biasa).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement