Kamis 28 Oct 2021 08:19 WIB

Dukung Kampus Merdeka UI, Menpora: PT adalah Penggerak

Dicanangkan pula kurikulum khusus untuk atlet.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Menpora Zainudin Amali (kanan) menerima kunjungan jajaran kerektoran UI.
Foto: Dok. Kem
Menpora Zainudin Amali (kanan) menerima kunjungan jajaran kerektoran UI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali menerima audiensi Rektor Universitas Indonesia (UI), Profesor Ari Kuncoro di ruang kerjanya, lantai 10, kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/10). 

Menpora mengungkapkan, pertemuan ini membahas sejumlah hal, terutama terkait penjajakan kerjasama Kemenpora dengan UI baik di bidang kepemudaan maupun di bidang olahraga.

“Pagi ini saya kedatangan pak Rektor UI, kami mendiskusikan berbagai hal baik itu untuk bidang kepemudaan maupun bidang olahraga yang bisa dikerjasamakan dan bisa kita kembangkan untuk prestasi olahraga supaya lebih baik kedepan,” ujar Menpora usai pertemuan.

Menurut Menpora, dukungan perguruan tinggi (PT) sangat penting. Itu karena, jika perguruan tinggi sudah bergerak maka bisa dipastikan elemen masyarakat lainnya akan ikut.

Menpora pun mengapresiasi dan menyambut baik program yang sudah dicanangkan UI yakni Kampus Merdeka. Merdeka Belajar, terutama terkait penyeimbangan intelektualitas dan tingkat kebugaran. Disisi lain, dicanangkan kurikulum khusus atlet, sehingga atlet yang beprestasi mak akan dikonversi jadi prestasinya akademik.

“Program-program yang sudah disiapkan sebagai implementasi dari Kampus Merdeka, Merdeka Belajar di UI apa yang disampaikan pak Rektor tadi tentu sangat bisa kita desain sebagai satu kerja sama antara Kemenpora dan UI,” katanya.

“Jadi saya sambut baik, kami menyambut baik gagasan ini, dan apalagi dimulai dari UI saya kira resonansinya berbeda dengan kalau kita mulai dari tempat lain. Kami terbuka apa yang dikerjasamakan  bisa dikolabosikan,” ujar dia menambahkan.

Menpora berharap apa yang sudah dirancang UI tersebut menjadi contoh yang baik dan para orang tua tidak lagi khawatir ketinggalan akademik saat anak-anaknya menjadi atlet berprestasi.

“Masyarakat yang punya keinginan bagi anak-anaknya untuk menjadi atlet dan olahragawan berprestasi tetapi tanpa ketinggalan dari sisi akademiknya. Nah ini oleh Rektor sudah dirancang, sehingga itu akan bisa dikerjakasamakan dengan Kemenpora,” ujarnya.

Adapun Ari Kuncoro, menjelaskan, beberapa negara yang olahraganya maju, melibatkan perguruan tinggi dalam perekrutan atlet-atlet berprestasi.

“Sebagai contoh, turnamen basket itu kalau di Amerika Serikat itu NCAA Basketball Collage. Jadi disana dia kan menjalani kurikulum, tapi dia juga adalah atlet dan beasiswanya adalah sebagai atlet,” ujarnya.

Menurutnya, para atlet di NCAA tersebut memiliki kurikulum sedniri yang sudah disesuaikan dengan ilmu keolahragaan.

“Jadi misalanya dia, mempelajari sejarah, ya sejarah olahraga. Kalau statistic, dia mempelajari bagaimana masuk ke ring basket, berapa kali dari kiri, berapa dari kanan,” kata dia.

Menurutnya, hal ini akan mengintegrasikan kehidupan orang yang ingin berkarir di bidang olahraga. Dan itu akan dimulai dari sejak dia kecil mulai dari sejak kecil hingga masuk ke Perguruan Tinggi.

“Termasuk nanti ketiuka dia tidak lagi menjadi atlet, dia biasa menjadi analis, atau pelatih atau bahkan manajer Sepakbola mislanya. Jadi semacam ada kesinambungan karir, ini adalah bagaimana karir olahraga dapat dikembangkan secara nasional. Saya rasa kami perguruan tinggi berniat berkontribusi untuk ini,” ujar dia.

Wakil Rektor UI, Abdul Haris menambahkan, selain program untuk keolahrgaan, pihaknya memiliki program kepemudaan Merdeka Belajar, yang mana para mahasisiwa diberi kesempatan untuk membangun desa dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah atau desa. “Itu program yang bisa meningkatkan kesejahteraan desa,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement