Sabtu 30 Oct 2021 19:47 WIB

Kepala BPIP Tekankan Pentingnya Jaga Harmoni Kebangsaan

Pancasila, agama, suku dan tradisi adalah modal besar jaga harmoni kebangsaan

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP RI) menekankan pentingnya menjaga harmoni dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Pesan kuat itu disampaikannya pada acara Studium Generale yang digelar bersamaan dengan Dies Natalis UNU dan Penandatanganan MoU antara BPIP RI dan UNU Kalimantan Selatan, Sabtu (30/10).
Foto: BPIP
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP RI) menekankan pentingnya menjaga harmoni dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Pesan kuat itu disampaikannya pada acara Studium Generale yang digelar bersamaan dengan Dies Natalis UNU dan Penandatanganan MoU antara BPIP RI dan UNU Kalimantan Selatan, Sabtu (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP RI), Yudian Wahyudi, menekankan pentingnya menjaga harmoni dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Pesan kuat itu disampaikannya pada acara Studium Generale yang digelar bersamaan dengan Dies Natalis UNU dan Penandatanganan MoU antara BPIP RI dan UNU Kalimantan Selatan, Sabtu (30/10). 

Acara yang digelar secara hybrid ini dihadiri oleh ribuan mahasiswa UNU Kalimantan Selatan yang secara hikmat menyimak pidato Profesor Yudian yang juga didampingi oleh Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP RI, Ir. Prakoso, M.M, tentang pentingnya keharmonisan Agama dan Pancasila menyongsong Indonesia Satu Abad. 

Dalam sambutannya, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga yang juga pernah mengajar di Harvard University menjelaskan betapa pentingnya menjaga bangsa ini. Salah satunya dengan menumbuhkan sikap optimisme bahwa Indonesia mempunyai modal yang besar dalam membangun peradaban dunia. 

"Oleh karena itu jangan pesimis untuk membaca Indonesia, tentu ada problem tapi dengan pondasi kita yang kuat kita punya modal terbaik di dunia untuk memajukan bangsa ini, inilah yang disebut sebagai transfer harmoni. Harmoni antara Pancasila, Agama, Suku, dan Tradisi", tegas Profesor Yudian. 

Pada acara ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara BPIP RI dan UNU Kalimantan Selatan mengenai Pelaksanaan Pembinaaan Ideologi Pancasila melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ir. Prakoso, M.M berharap kerjasama ini mampu menguatkan Pembinaan Ideologi Pancasila bagi masyarakat Kalimantan Selatan terkhusus bagi mahasiswa, dosen, dan civitas akademika di UNU Kalsel. "Sehingga masyarakat Kalsel dapat mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari melalui peran UNU yang sangat strategis dalam pengarusutamaan Pancasila", ujarnya.

Pada kesempatan yang lain, Ketua Dewan Pendiri UNU Kalsel, Drs. H. M. Syarbani Haira, M.Si, mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang besar kepada Kepala BPIP RI yang telah menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke kampus UNU Kalsel. 

"Insyaallah kita akan mendapatkan masukan yang berkualitas dengan hadirnya Profesor Yudian di kampus ini. Sementara kita tahu lebih dari 87 persen penduduk Indonesia adalah muslim yang memiliki spirit kolektif dalam menjunjung kebangsaan, meskipun ada kelompok tertentu yang melakukan konfrontasi dan mengganggu stabilitas negara", tuturnya. 

Senada dengan H. M. Syarbani, Rektor UNU Kalsel, Dr. M. Nadzmi Akbar, menambahkan bahwa Profesor Yudian adalah sosok tokoh yang memiliki intelektualitas tinggi. "Selain sebagai seorang Profesor, beliau juga Ulama' yang sangat faham tentang agama dan mampu membaca masa depan", tambahnya. 

Dalam sambutannya, ia berharap apa yang disampaikan Profesor Yudian dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menjaga spirit harmoni terutama pada Pulau Kalimantan secara keseluruhan untuk kesiapan menjadi Ibukota baru bagi negara ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement