Senin 01 Nov 2021 08:36 WIB

Pandemi, UAD Tingkatkan Kemampuan Adaptasi

Konsep bauran menadi salah satu siasat yang diambil UAD dalam menghadapi pandemi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Situasi pandemi Covid-19 selain berdampak negatif ternyata memiliki implikasi yang positif.  Salah satunya dirasakan oleh  Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Selama dua tahun ini pihak kampus justru diuji untuk mampu meningkatkan kemauan mengadopsi dan kemampuan mengadaptasi.

Salah satu keberhasilan dari ujian tersebut kata Kepala Bidang Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan dan Prestasi, Danang Sukantar terlihat dari torehan prestasi yang membanggakan. "Kami selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan meski begitu pembinaan harus  terus berjalan dan terbukti mampu melahirkan prestasi," kata Danang yang ditemui Sabtu (30/10).

Ia mengakui  konsep bauran memang jadi salah satu siasat yang diambil UAD dalam menghadapi pandemi. Termasuk, dalam melaksanakan pembinaan kepada mahasiswa dan mahasiswi. Menurutnya, mereka yang memungkinkan untuk bisa mengikuti pembelajaran luring maka dilakukan dengan jumlah yang terbatas serta penerapan protokol kesehatan ketat.

"Sebab, memang banyak kegiatan-kegiatan tertentu yang tidak bisa semua dilakukan secara daring yang butuh analogi besar," katanya.

Meskipun, ia mengakui, memang sebagian besar mau tidak mau harus dilaksanakan secara daring demi menjaga keselamatan dan kesehatan mahasiswa itu sendiri. Namun, pantauan terus dilakukan agar perkembangan selalu ada setiap harinya.

Pembinaan yang masih terus berjalan di UAD ternyata membawa hasil yang nyata. Danang bersyukur, walaupun pandemi masih belum diketahui kapan akan selesai, namun prestasi demi prestasi untuk UAD tidak pernah berhenti.

"Alhamdulillah posisi kita dari Simkatmawa terus naik. Dari 2018 peringkat 49, pada 2019 naik ke peringkat 29 dan pada 2020 naik ke peringkat 19. Insya Allah, target kita tahun ini bisa masuk ke 15 besar," kata Danang.

Untuk serapan dana hibah, ia menerangkan, UAD termasuk PTS yang cukup tinggi. Selain itu, prestasi-prestasi di Kemendikbudristek cukup baik mulai dari kompetisi robotika, hibah PHP2D, hibah P3D atau PKM ke Pimnas.

Terkait hibah PHP2D, ia menerangkan, enam tim yang melaksanakan pemberdayaan masyarakat akan direkognisi ke mata kuliah, salah satunya KKN. Lalu, ke mata kuliah yang selaras kegiatan di program studi yang diakui 2, 3 atau 4 SKS.

Konsep ini sebenarnya sudah cukup lama diterapkan UAD untuk prodi-prodi tertentu sebelum ada program dari pemerintah. Namun, setelah ada Merdeka Belajar Kampus Merdeka sebagian besar prodi-prodi yang ada di UAD sudah melakukan rekognisi.

Apalagi, kompetisi-kompetisi yang diadakan Kemendikbudristek memiliki tingkat luar biasa seperti Pimnas. Karenanya, banyak yang jadi daya tarik bagi kaprodi, dekan atau pengambil-pengambil kebijakan bagi mahasiswa untuk direkognisi.

Selain itu, dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) yang mengirim finalis ke Pimnas, UAD berada di peringkat pertama bersama UMM. Dari tujuh tim, UAD memimpin dibanding PTMA-PTMA lain, bahkan peringkat pertama PTS Indonesia.

"Kita di peringkat satu perguruan tinggi swasta di Indonesia, artinya, di luar Muhammadiyah kita leading, bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi negeri," kata Danang.

Danang berpendapat, walau universitas harus bekerja ekstra untuk mengadopsi dan mengadaptasi, pembinaan harus berjalan secara maksimal. Sebab, perbedaan luring atau daring tersebut tidak boleh menjadi kendala bagi mahasiswa/i berprestasi.

"Sebab, tidak sedikit yang selama periode 2020/2021 justru termotivasi tinggi untuk aktif mengikuti kompetisi-kompetisi daring, jadi mahasiswa/i UAD memang sudah memiliki motivasi yang tinggi untuk berprestasi," kata Danang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement