Senin 01 Nov 2021 21:26 WIB

Banyak Siswa Positif, Penghentian PTM Terus Meluas di Daerah

Beberapa pemerintah daerah setempat terpaksa menghentikan PTM untuk sementara.

Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah pelajar mendengarkan penjelasan terkait tes usap antigen di SDN 015 Kresna, Cicendo, Kota Bandung, Jumat (15/10). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan tes usap antigen secara acak bagi pelajar di sejumlah sekolah untuk memastikan kesehatan siswa dan mencegah terjadinya klaster penyebaran Covid-19 di sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah pelajar mendengarkan penjelasan terkait tes usap antigen di SDN 015 Kresna, Cicendo, Kota Bandung, Jumat (15/10). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan tes usap antigen secara acak bagi pelajar di sejumlah sekolah untuk memastikan kesehatan siswa dan mencegah terjadinya klaster penyebaran Covid-19 di sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Bowo Pribadi, Muhammad Fauzi Ridwan, Fauziah Mursid

Penghentian pembelajaran tatap muka (PTM) terus meluas di berbagai daerah. Beberapa pemerintah daerah setempat terpaksa menghentikan PTM untuk sementara dikarenakan terjadinya penularan Covid-19 terhadap guru maupun siswa.

Baca Juga

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Jawa Tengah, memutuskan untuk menghentikan sementara proses PTM di beberapa sekolah selama sepekan ke depan. Hingga enam hari ke depan, layanan pendidikan kepada peserta didik di ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau layanan pendidikan daring.

“Karena memang ada beberapa sekolah yang siswanya positif. Jadi hanya beberapa siswa di sejumlah sekolah,” kata Kepala Disdik Kota semarang, Gunawan Saptogiri, di Semarang, Senin (1/11).

Gunawan mengatakan, di SMPN 1 Semarang ada salah satu siswa yang positif terkonfirmasi Covid-19. Tetapi setelah dilakukan tracing tidak ada siswa lain atau guru yang positif tertular.

Disdik Kota Semarang juga telah mendapatkan laporan dari SMPN 40 Semarang, ada lima siswa yang positif Covid-19. “Setelah dilakukan tracing alhamdulillah yang lain (siswa dan guru) tetap negatif,” tambahnya.

Sambil menunggu hasil tracing yang lain, lanjut Gunawan, untuk sementara layanan pendidikan dan pembelajaran di Kota Semarang dilakukan dengan PJJ atau pembelajaran daring selama satu pekan, terhitung tanggal 1 sampai dengan 6 Nopember 2021 mendatang.

Ia juga menyampaikan, untuk siswa yang diketahui terpapar Covid-19 ada di jenjang SD, SMP, dan SMA. Namun, siswa yang terkonfirmasi positif rata-rata hanya satu sampai dua di satu sekolah.

Namun secara akumulasi, dari laporan yang masuk ke Disdik Kota Semarang, ada 40 siswa dari sekian banyak sekolah yang ada di wilayah Kota Semarang. “Artinya tidak semua sekolah di Kota Semarang ditemukan siswa yang positif terkonfirmasi Covid-19,” lanjutnya.

Gunawan juga mengakui ada satu sekolah yang ditemukan sampai lima orang siswa positif dan itu hanya di SMAN 3 Semarang yang menjadi kewenangan Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Tengah. Selain itu juga di SMPN 40 Semarang. 

“Yang SMPN 40 ini, alhamdulillah setelah dilakukan tracing terhadap semua siswa dan guru hasilnya negatif dan artinya tidak sampai ada klaster penularan Covid-19 di sekolah tersebut,” tegasnya.

Terkait dengan temuan kasus Covid-19 pada peserta didik tersebut, Gunawan mengharapkan tidak sampai meluas dan menimbulkan klaster penularan di sekolah yang menyelenggarakan PTM di sekolah, di Kota Semarang. Sehingga pekan depan siswa di Kota Semarang sudah bisa melaksanakan PTM di sekolah kembali.

Gunawan juga menyampaikan, terungkapnya siswa yang terpapar Covid-19 di Kota Semarang, diketahui dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang yang setiap pekan melaksanakan testing di sekolah penyelenggara PTM. Di Kota Semarang, ada sebanyak 1.246 sekolah mulai dari jenjang SD dan SMP yang telah menggelar PTM di sekolah. Sampai saat ini masih ada 11 sekolah yang belum menggelar PTM dan semuanya merupakan sekolah swasta.

Untuk vaksinasi Covid-19 di kalangan siswa di Kota Semarang yang berusia 12 tahun ke atas, telah tuntas untuk dosis pertama. “Kalau ada beberapa siswa yang belum tuntas vaksinasi, karena vaksinasi dosisi kedua hingga saat ini masih berjalan,” tandas Gunawan.

Di Kota Bandung, Jawa Barat, lebih dari 50 sekolah telah menghentikan PTM untuk sementara dan beralih ke PJJ. Kendati demikian, Wali Kota Bandung, Oded M Danial, menegaskan, penyelenggaran PTM terbatas di Kota Bandung masih terkendali meski ratusan siswa dan guru dinyatakan terpapar Covid-19.

"Kalau kemarin Pak Ema (Sekda Kota Bandung) ke saya, kesimpulan PTM masih dalam kendali," ujarnya. Terkait angka terbaru, ia mengaku belum mendapatkan laporan dari Dinas Pendidikan Bandung.

Terpisah, Sekretaris Dinas (Sekdis) Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra, mengatakan, total sekolah yang sudah diperiksa mencapai 212 hingga Jumat (29/10) kemarin. Jumlah sampel yang sudah diperiksa sebanyak 8.206 sedangkan hasil yang sudah keluar sebanyak 7.515 dari total 190 sekolah.

"Positif  243 dan negatif  7.272," katanya. Jumlah positif Covid-19 terdiri dari 224 siswa dan 19 orang guru.

Cucu melanjutkan, hasil tes PCR siswa dan guru sebanyak 50 sekolah mencapai di atas 5 persen sehingga PTM dihentikan sementara, 1 hingga 5 persen sebanyak 49 sekolah dan 0 persen 91 sekolah. 22 sekolah masih menunggu hasil.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan akan membuka akses data kasus Covid-19 di sekolah yang menggelar PTM. Menkes mengatakan, akses data kasus Covid-19 sekolah tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di sekolah tersebut dan mencegah penularan dari klaster sekolah.

"Kita juga ingin memastikan dari sisi protokol kesehatan juga bahwa sekolah-sekolah yang melakukan pendidikan tatap muka, sekarang sudah mulai kita jalankan aktif surveillancenya," ujar Menkes.

Budi mengatakan, data menunjukkan ada sejumlah kasus Covid-19 di beberapa sekolah selama penyelengaraan PTM. Namun demikian, jumlahnya relatif sedikit, apalagi kasus konfirmasi positif di sekolah yang di atas 5 persen.

"Kita juga data sudah ada, dan data itu sudah kita share (bagikan) dengan Kementerian Pendidikan dan nanti akan kita bikin setiap Satgas sekolah bisa lihat informasi sampai ke detil murid-muridnya siapa saja yang dites antigen atau PCR positif," ujar Budi.

Budi melanjutkan, data tersebut juga aksesnya diberikan kepada bupati maupun wali kota serta dinas kesehatan dan dinas pendidikan di level kabupaten/kota. Sehingga, setiap pemda di bisa melihat laporan kasus Covid-19 dari seluruh sekolah di wilayahnya masing-masing.

"Hariannya seperti apa, hasil surveilansnya, demikian juga naik level provinsi, sampai level nasional, dengan demikian kalau ada lonjakan lonjakan dini dari kasus di level kelas tertentu, Kita bisa tutup kelasnya saja," ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement