Selasa 02 Nov 2021 06:02 WIB

Produksi Padi di Lampung Turun 6,71 Persen

Puncak panen sudah terjadi pada April lalu.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menjemur gabah (ilustrasi). Produksi padi di Lampung pada 2021 juga mengalami penurunan sebesar 6,71 persen.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Pekerja menjemur gabah (ilustrasi). Produksi padi di Lampung pada 2021 juga mengalami penurunan sebesar 6,71 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung menyebutkan, luas panen padi pada 2021 dibandingkan tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 10,01 persen. Dampaknya, produksi padi pada 2021 juga mengalami penurunan sebesar 6,71 persen.

Kepala BPS Lampung Faizal Anwar mengatakan, luas panen padi pada 2021 diperkirakan sebesar 490,59 ribu hektare (ha). Luasan itu mengalami penurunan sebanyak 54,56 ribu ha dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 545,15 ribu ha.

Baca Juga

"Produksi padi pada 2021 diperkirakan sebesar 2,47 juta ton GKG (Gabah Kering Giling), mengalami penurunan sebanyak 177,70 ribu ton GKG atau 6,71 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 2,65 juta ton GKG," kata Faizal Anwar dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Senin (1/11).

Dia mengatakan, jika potensi produksi padi pada 2021 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada tahun 2021 diperkirakan sebesar 1,41 juta ton. Jumlah itu mengalami penurunan sebanyak 101,63 ribu ton atau 6,71 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 1,52 juta ton.

Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), dia mengatakan, puncak panen padi 2020 dan 2021 terjadi pada April, yaitu masing-masing sebesar 116,92 ribu ha dan 147,49 ribu ha. Realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2021 sebesar 413,87 ribu ha, atau mengalami penurunan sekitar 19,43 ribu ha (4,49 persen) dibandingkan 2020  sebesar 443,31 ribu ha.

Sedangkan potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 76,72 ribu ha. Dengan demikian, BPS Lampung mencatat total potensi luas panen padi pada 2021 diperkirakan mencapai 490,59 ribu hektar, atau mengalami penurunan sekira 54,56 ribu ha (10,01 persen) dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 545,15 ribu ha.

"Luas panen tertinggi pada 2021 terjadi pada April, yaitu sebesar 147,49 ribu hektar, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 4,39 ribu hektare," kata Faizal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement