Rabu 03 Nov 2021 07:42 WIB

Mahasiswa UMM Juara Pemuda Pelopor Nasional

Mahasiswa UMM Fadillah Ahmad Nur juara lewat organisasi yang dirintisnya SYE NTB

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fadillah Ahmad Nur berhasil membawa pulang juara satu dalam ajang pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional.
Foto: dok. Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fadillah Ahmad Nur berhasil membawa pulang juara satu dalam ajang pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fadillah Ahmad Nur berhasil membawa pulang juara satu dalam ajang pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional. Lomba ini diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia.

Pria disapa Adil ini mengatakan, proses lomba berlangsung mulai dari Juli sampai Oktober. Untuk mencapai tahap nasional, ia harus melewati banyak seleksi. "Mulai dari seleksi di Kabupaten, Provinsi, hingga pada akhirnya sampai di nasional," kata mahasiswa Fakultas Agama Islam tersebut.

Baca Juga

Dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, hanya 23 provinsi yang berkasnya lolos di nasional. Dari situ akan diseleksi kembali sepuluh berkas terbaik untuk dipanggil ke Jakarta. Setelah itu baru dipilih kembali juara satu sampai ketiga.

Selama perlombaan, ia dan para peserta lain harus melewati tiga tahapan yaitu, presentasi, wawancara, serta kunjungan. Di tahap presentasi, Adil memperkenalkan organisasi yang dirintisnya yaitu Sasambo Youth Education Nusa Tenggara Barat (SYE NTB). Organisasi ini berfokus pada peningkatan pendidikan anak-anak di NTB. 

"Beberapa program yang dilakukan SYE NTB adalah webinar, sharing session, ngobrol pintar, serta relawan pendidikan di desa-desa," ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (2/11).

Adil menjelaskan, organisasinya didirikan karena dia merasa prihatin dengan tingkat literasi anak-anak di NTB. Dari data yang didapat, NTB menempati posisi dua terbawah mengenai tingkat literasi dan pendidikan pada 2019. Hal ini terjadi akibat pernikahan dini, faktor ekonomi, serta pandangan bahwa pendidikan tidak terlalu penting.

Selain memperkenalkan SYE NTB, anak sulung dari tiga bersaudara ini juga mempresentasikan media pembelajaran menggunakan Monopoli Circle (MOCI). Kemudian juga ide aplikasi pembelajaran agama Islam bernama Islamic Education Application by Android (MICADO). 

Selama empat bulan mengikuti perlombaan ini, Adil mengaku, tak mengalami kendala yang berarti. Semua tahapan bisa berjalan lancar berkat dukungan keluarga maupun teman-teman seperjuangan di organisasi.

Selanjutnya, ia bersama Kemenpora akan merealisasikan terbentuknya cabang organisasi SYE NTB di sepuluh kabupaten maupun kota. Selain itu, Adil juga akan membangun desa-desa binaan di NTB.

Saat ini telah ada 26 mahasiswa NTB yang tergabung dalam SYE NTB. Mahasiswa tersebut tersebar di berbagai daerah. "Semoga dengan apa yang kami lakukan ini, selain mendorong tingkat literasi anak-anak NTB juga akan memberi pemahaman baru bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa depan,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement