Rabu 03 Nov 2021 08:45 WIB

Naiknya Kasus di Banyak Negara Bukti Vaksin Saja tak Cukup

Satgas ingatkan selain vaksin juga butuh pembatasan mobilitas

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, pentingnya peningkatan cakupan vaksinasi untuk membentuk kekebalan tubuh masyarakat. Hal ini diperlukan untuk memberikan perlindungan yang maksimal terhadap penularan virus corona.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, pentingnya peningkatan cakupan vaksinasi untuk membentuk kekebalan tubuh masyarakat. Hal ini diperlukan untuk memberikan perlindungan yang maksimal terhadap penularan virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, pentingnya peningkatan cakupan vaksinasi untuk membentuk kekebalan tubuh masyarakat. Hal ini diperlukan untuk memberikan perlindungan yang maksimal terhadap penularan virus corona.

Namun, ia mengingatkan, vaksinasi saja tak cukup untuk menekan penularan Covid-19. Hal inipun telah terjadi di beberapa negara dengan cakupan dosis lengkap, namun tetap mengalami peningkatan kasus karena kendornya kedisiplinan protokol kesehatan seperti di Australia dan Singapura.

Baca Juga

“Apabila kita lihat dari sisi perkembangan kasus Covid-19 secara global, data di beberapa negara menunjukan bahwa upaya yang tidak menyeluruh akan berpotensi untuk kembali meningkatkan kasus,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (3/11).

Wiku mengatakan, di Australia dan Singapura bahkan telah mencapai lebih dari 60 persen penduduk yang telah divaksin dosis lengkap. Namun saat pembukaan aktivitas diberlakukan, terjadi peningkatan kasus yang tajam bahkan hingga 40 hingga 90 kali lipat. Kondisi ini juga disebabkan oleh varian Delta.  

Menurut Wiku, hal ini menunjukan upaya pembatasan mobilitas yang sangat ketat dan peningkatan cakupan vaksinasi bukan menjadi solusi satu-satunya untuk menekan kasus.

“Negara yang telah melakukan keduanya nyatanya tetap dapat meningkat kasusnya karena aktivitas masyarakat yang tidak sejalan dengan disiplin protokol kesehatan,” jelasnya.

Selain itu di Israel, Rumania, dan Ukraina juga kembali mengalami gelombang ketiga kasus Covid-19. Padahal dengan tingginya warga yang telah terkena Covid-19 pada lonjakan kasus sebelumnya, seharusnya imunitas di tengah masyarakat telah terbentuk sehingga dapat menekan penularan.

“Ini artinya, negara yang telah mengalami lonjakan kasus pertama dan kedua pun belum tentu terbebas dari lonjakan ketiga apabila upaya disiplin protokol kesehatan dan peningkatan cakupan vaksinasinya tidak dilakukan dengan baik,” kata Wiku.

Baca juga : Populasi Muslim yang Meningkat dan Islamofobia di Kanada

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement