Kamis 04 Nov 2021 14:20 WIB

Angkatan Laut Rusia akan Dilengkapi Rudal Hipersonik Zirkon

Rudal jelajah hipersonik Zirkon merupakan senjata jarak jauh yang sulit dideteksi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Rudal jelajah hipersonik Zirkon merupakan senjata jarak jauh yang sulit dideteksi. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/MINISTRY OF NATIONAL DEFENSE
Rudal jelajah hipersonik Zirkon merupakan senjata jarak jauh yang sulit dideteksi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (3/11) mengatakan uji coba rudal jelajah hipersonik Zirkon Rusia hampir selesai dan akan digunakan oleh angkatan laut mulai 2022. Langkah ini adalah bagian dari upaya Moskow untuk bergerak maju dalam perlombaan teknologi dan alat pertahanan dengan Amerika Serikat serta negara lainnya.

Rudal jelajah hipersonik Zirkon merupakan senjata jarak jauh generasi berikutnya yang lebih sulit dideteksi dan dicegat. Rusia telah berhasil meluncurkan uji coba rudal Zirkon dari kapal selam untuk pertama kalinya bulan lalu.

Baca Juga

“Sekarang, sangat penting untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi yang diperlukan untuk menciptakan sistem senjata hipersonik baru, laser bertenaga tinggi, dan sistem robot yang akan dapat secara efektif melawan potensi ancaman militer, yang berarti mereka akan semakin memperkuat keamanan negara kita," kata Putin.

Putin menerangkan selama uji coba rudal tersebut berhasil mengenai target darat dan laut ketika ditembakkan dari bawah air maupun dari kapal di atas permukaan laut. Beberapa pakar Barat mempertanyakan seberapa canggih senjata generasi baru Rusia tersebut. Di sisi lain, para pakar mengakui kombinasi kecepatan, kemampuan manuver, dan ketinggian rudal hipersonik yang membuat mereka sulit dilacak dan dicegat.

Rudal hipersonik melakukan perjalanan dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara di atmosfer atas atau sekitar 6.200 km per jam. Meskipun lebih lambat dari rudal balistik antarbenua, bentuk kendaraan luncur hipersonik memungkinkannya untuk bermanuver menuju target atau menjauh dari pertahanan.

Pentagon mengatakan mereka ingin kontraktor pertahanan memangkas biaya akhir senjata hipersonik. Karena rudal super cepat yang sedang dikembangkan saat ini menelan biaya puluhan juta dolar per unit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement