Kamis 04 Nov 2021 18:34 WIB

BSI Peroleh Izin Prinsip Operasional di Dubai

Kehadiran BSI di Dubai merupakan langkah strategis.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Suasana gedung Bank Syariah Indonesia di Jakarta (ilustrasi). Bank Syariah Indonesia (BSI) resmi mengantongi izin prinsip operasional di dubai. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana gedung Bank Syariah Indonesia di Jakarta (ilustrasi). Bank Syariah Indonesia (BSI) resmi mengantongi izin prinsip operasional di dubai. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Dubai International Financial Center (DIFC) menyerahkan letter of incorporation kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada hari ini, Kamis (4/11). Langkah strategis ini menandai bahwa bank syariah terbesar di Indonesia secara resmi dapat membuka pasar di wilayah Timur Tengah.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan dengan akta pendirian tersebut, BSI resmi menjadi bagian dari DIFC. Hal itu membuat BSI selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuannya menjadi pemain kunci dalam industri perbankan syariah global.

Baca Juga

"Saat ini BSI sedang dalam tahap akhir untuk memperoleh izin dari Dubai Financial Service Authority (DFSA) terkait pembukaan kantor representatif di Dubai," katanya melalui keterangan pers.

Menurutnya kehadiran BSI di Dubai merupakan langkah strategis. Langkah ini pun menandai rekam jejak pertama BSI di pasar global. BSI akan menjadi bank dari Indonesia pertama yang memiliki kantor perwakilan di kawasan Timur Tengah.

Dengan ekspansi ini, BSI berharap dapat mewujudkan misinya sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. Kehadiran BSI di Dubai diharapkan tidak hanya dapat berkontribusi pada pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia.

Tetapi juga dapat mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah khususnya Uni Emirat Arab (UEA). Terlebih UEA adalah salah satu pusat investasi global, di mana Dubai adalah pusat keuangan syariah global, termasuk Sukuk.

BSI akan mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai tersebut sebagai jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global. Agar dapat menginvestasikan dananya pada proyek-proyek pemerintah, BUMN dan juga untuk proyek-proyek pembangunan lainnya di Tanah Air.

"Kehadiran BSI di Dubai juga diharapkan akan memperkuat hubungan bilateral dan multilateral antara Indonesia dengan negara-negara GCC di Timur Tengah," katanya.

Pada Oktober 2021 lalu, pemerintah Indonesia baru saja meresmikan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Dubai untuk mengoptimalkan bisnis perdagangan dari Indonesia hingga Timur Tengah. Kehadiran BSI di Dubai dapat memudahkan akses bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mencari layanan dan informasi keuangan guna memberdayakan bisnis ekspor dan impor ke Timur Tengah.

Hal ini perlu ditekankan untuk memperkuat pertumbuhan dan ketahanan ekonomi Indonesia khususnya pasca pandemi COVID-19. BSI menerima letter of incorporation terkait operasional di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam seremoni penyerahan, hadir Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Wakil Menteri 2 BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi, Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar. Selain itu hadir pula CEO DIFC Arif Amiri, Chief Business Development Officer DIFC Salmaan Jaffery.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement