Selasa 09 Nov 2021 05:30 WIB

Israel Retas Ponsel Aktivis HAM Palestina Pakai Pegasus

Aboudi merasa was-was ketika mengetahui ponselnya telah diretas.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Peretas (Ilustrasi)
Foto: VOA
Peretas (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Peneliti keamanan pada Senin (8/11) mengungkapkan, perusahaan spyware Israel, NSO Group telah meretas ponsel enam aktivis hak asasi manusia Palestina. Pengungkapan tersebut menandai pertama kalinya aktivis Palestina menjadi sasaran peretasan oleh spyware Pegasus.

Peneliti yang pertama kali mendeteksi peretasan tersebut, Mohammed al-Maskati dari kelompok nirlaba Frontline Defenders mengatakan, tidak diketahui siapa yang menempatkan spyware NSO di ponsel para aktivis. Frontline Defenders yang berbasis di Irlandia menilai Israel sebagai tersangka utama dalam peretasan tersebut.

Al-Maskati mengaku telah memindai 75 telepon aktivis Palestina dan menemukan bahwa enam ponsel telah diretas. Dia tidak dapat menentukan bagaimana ponsel itu diretas. Bukti menunjukkan, peretasan menggunakan  "iMessage zero-click" buatan NSO Group yang digunakan pada iPhone. 

Eksploitasi ini sangat efektif, sehingga tidak memerlukan intervensi pengguna, seperti yang biasanya dilakukan oleh upaya phishing.

Tiga orang Palestina yang diretas bekerja untuk kelompok masyarakat sipil. Sementara tiga aktivis lainnya meminta agar identitas mereka tidak dibuka. Temuan forensik terkait peretasan tersebut dikonfirmasi secara independen oleh peneliti keamanan dari Amnesty International dan Citizen Lab Universitas Toronto.

 

Ketika dikonfirmasi, NSO Group mengatakan, mereka tidak mengidentifikasi pelanggannya karena alasan kontrak dan keamanan nasional. Mereka juga tidak mengetahui siapa yang melakukan peretasan. NSO Group mengatakan, mereka menjual perangkat lunak hanya kepada lembaga pemerintah untuk digunakan melawan  kejahatan dan teror yang serius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement