Senin 15 Nov 2021 06:30 WIB

Clean Eating Kian Populer, Apa Plus-Minusnya?

Clean eating menjadi tren diet yang disebut menyehatkan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Membuat green smoothies. Clean eating dapat digambarkan sebagai sebuah preferensi pemilihan makanan yang alami dan sehat.
Foto: Prayogi/Republika
Membuat green smoothies. Clean eating dapat digambarkan sebagai sebuah preferensi pemilihan makanan yang alami dan sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Clean eating digadang sebagai sebuah tren pengaturan pola makan atau diet yang sehat. Terlepas dari kesan tersebut, clean eating juga mempunyai potensi risiko merugikan yang perlu diwaspadai.

Terlepas dari popularitasnya, belum ada definisi yang jelas mengenai clean eating. Ketidakjelasan ini terkadang membuat sebagian orang menjalani pola makan itu dengan restriksi yang berat atau ekstrem.

Baca Juga

Secara umum, clean eating dapat digambarkan sebagai sebuah preferensi pemilihan makanan yang alami dan sehat. Makanan yang mengandung pengawet, zat aditif, dan pemrosesan panjang merupakan makanan yang dihindari dalam jenis diet ini.

Sejauh ini, belum ada studi ilmiah yang menghubungkan clean eating secara langsung dengan manfaat kesehatan. Akan tetapi, clean eating yang dijalani secara sehat dan kaya gizi dapat menunjang kesehatan secara umum dan manajemen berat badan.

Di samping itu, clean eating juga dapat membantu orang-orang dalam membatasi konsumsi sodium, minuman bergula, atau makanan ultra proses. Seperti diketahui, ketiga makanan tersebut dapat memicu timbulnya penyakit terkait gaya hidup yang bersifat kronis bila dikonsumsi secara berlebihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement