Senin 15 Nov 2021 16:38 WIB

Sri Mulyani Catat Total Aset Milik Negara Capai Rp 11.098 T

Selama ini BMN telah dimanfaatkan secara optimal untuk penanganan Covid-19.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Petugas membersihkan ruang rawat untuk pasien COVID-19 di RSPJ Ekstensi Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Senin (19/7). Selama ini BMN telah dimanfaatkan secara optimal untuk penanganan Covid-19.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Petugas membersihkan ruang rawat untuk pasien COVID-19 di RSPJ Ekstensi Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Senin (19/7). Selama ini BMN telah dimanfaatkan secara optimal untuk penanganan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat nilai barang milik negara (BMN) atau aset negara sebesar naik sebesar Rp 6.585 triliun menjadi Rp 11.098 triliun pada 2020. Adapun realisasi ini terjadi peningkatan Rp 4.397 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan aset yang diperoleh negara berasal dari uang negara, yang penggunaanya bukan hanya untuk melaksanakan tugas-tugas kementerian/lembaga negara. Namun juga untuk memberikan manfaat kepada rakyat.

Baca Juga

“Jumlah BMN meningkat Rp 6.585 triliun, sehingga total aset negara Rp 11 ribu triliun lebih. Ada kenaikan nilai aset negara lebih dari Rp 4.000 triliun. Seluruh proses pengadaan barang milik negara untuk menjaga kepercayaan publik, karena menggunakan uang publik pengadaan barang milik negara ini,” ujarnya saat acara Apresiasi Kekayaan Negara secara virtual, Senin (15/11). 

Sri Mulyani mengungkapkan di tengah pandemi Covid-19 banyak barang milik negara yang kemudian digunakan untuk menciptakan respons yang dihadapi masyarakat, misalnya Asrama Haji menjadi tempat isolasi.

"Maka kita membuka berbagai fasilitas fasilitas negara untuk isolasi mandiri dan bahkan membangun rumah sakit darurat termasuk pondok-pondok haji yang dikonversi menjadi rumah sakit darurat," ucapnya.

Di samping itu, menurutnya perlakuan suatu bangsa dan negara dalam mengelola aset menunjukkan sikap karakter dan peradaban bangsa tersebut. Pemerintah setiap tahun berupaya meningkatkan kesadaran seluruh kementerian dan lembaga mengelola barang milik negara.

Sebab hal tersebut menurut Sri Mulyani, merupakan upaya pemerintah dalam membangun karakter dan peradaban bangsa. “Kita memahami bahwa barang milik negara tidak datang secara begitu saja, tiba-tiba. Barang-barang milik negara kita peroleh melalui proses keuangan negara yang membutuhkan berbagai pengorbanan dan upaya keras untuk bisa mendapatkannya," ucapnya.

Ke depan, Sri Mulyani berharap Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah untuk melakukan peningkatan pemanfaatan barang milik negara bagi kepentingan masyarakat dan perekonomian, termasuk pemanfaatan saat pandemi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement