Senin 15 Nov 2021 18:14 WIB

Menjaga Reproduction Rate Indonesia Terus Rendah

Saat ini reproduction rate Indonesia di bawah angka satu. 

Red: Indira Rezkisari
Warga berjalan di depan mural bertema penanganan COVID-19 di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/11/2021). Melalui momentum Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 12 November 2021 Kementerian Kesehatan kembali mengimbau masyarakat agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan dengan selalu mengenakan masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan harapannya agar Indonesia sehat dan bebas dari COVID-19.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Warga berjalan di depan mural bertema penanganan COVID-19 di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/11/2021). Melalui momentum Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 12 November 2021 Kementerian Kesehatan kembali mengimbau masyarakat agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan dengan selalu mengenakan masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan harapannya agar Indonesia sehat dan bebas dari COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid, Dessy Suciati Saputri 

Kondisi terkait Covid-19 di Indonesia dipastikan terus membaik. Hal tersebut diperkuat oleh data angka reproduction rate Covid-19 di Indonesia yang saat ini sudah di bawah satu. 

Baca Juga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan, angka reproduction rate Covid-19 di Indonesia saat ini sudah di bawah satu. Ia mengatakan, angka tersebut merata di tiap pulau.

"Angka reproduction rate sudah di bawah satu. Jadi kalau kita bicara di Kalimantan 0,98, Sumatra 0,96, Maluku di angka 1, Papua 0,98, Nusa Tenggara di 0,98 dan Sulawesi di 0,95, kemudian kalau di Jawa 0,95, Bali 0,98," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Senin (15/11).

Ia mengatakan, penurunan reproduction rate Covid-19 ini juga seiring dengan penurunan kasus aktif Covid-19 di Indonesia yang per 14 November ada 9.018 kasus. Jumlah ini jauh menurun dibandingkan puncak gelombang Covid-19 kedua  pada Juli lalu. "Konfirmasi harian di 7 day moving average di 384 kasus dan per 14 November 339 kasus dan di luar Jawa Bali 135 kasus," kata Airlangga.

Menurutnya, untuk di luar Jawa, kasus konfirmasi harian di luar Jawa 135 kasus, dalam rata-rata 7 hari adalah 117 kasus dan tren penurunan konsisten kasus aktif per 14 November ada 4.339 kasus atau 0,31 persen dari kasus nasional. Ia mengatakan, jika dibandingkan puncaknya per 6 Agustus kasus di lua Jawa-Bali ini turun 98 persen dengan tingkat kematian sebesar 3, 12 persen dan kesembuhan 96,57 persen.

"Nah proporsi kasus harian luar Jawa-Bali sebanyak 39,9 persen dari total dan kasus aktif sebesar 48,1 persen dari total kasus aktif nasional," katanya.

Sedangkan, dari segi pulau-pulau, recovery rate di Sumatra yakni 96,17 persen dengan fatality rate di 3,58 persen, Nusa Tenggara recovery rate 97,4 7 persen fatality rate 2,35 persen, Kalimantan recovery rate 96,75 persen, fatality rate di 3,17 persen, Sulawesi recovery rate di 97,2 persen dan fatality rate di 2,6, kemudian Maluku Papua di 95,97 dan fatality rate di 1,7 persen. 

"Seluruhnya penurunannya dibandingkan di puncaknya itu turun antara 89 sampai dengan 98 persen," katanya.

Saat ini Airlangga mengatakan, belum ada perubahan status level PPKM untuk wilayah di luar Jawa-Bali. Menurut Airlangga, status level PPKM non Jawa-Bali masih sama seperti pengumuman pekan lalu. "Khusus yang luar Jawa Bali karena akan berlaku sampai minggu depan, jadi statusnya tetap tidak ada perubahan," ujar Airlangga.

Airlangga mengatakan, secara keseluruhan untuk wilayah di luar Jawa-Bali terus mengalami penurunan kasus yakni konfirmasi harian sebanyak 135 kasus, dalam rata-rata 7 hari adalah 117 kasus dan tren penurunan konsisten kasus aktif per 14 November ada 4.339 kasus atau 0,31 persen dari kasus nasional.

Ia mengatakan, jika dibandingkan puncaknya per 6 Agustus kasus di luar Jawa-Bali ini turun 98 persen dengan tingkat kematian sebesar 3,12 persen dan kesembuhan 96,57 persen. "Nah proporsi kasus harian luar Jawa-Bali sebanyak 39,9 persen dari total dan kasus aktif sebesar 48,1 persen dari total kasus aktif nasional," katanya.

Ia mengungkap, dari segi level asessment, tidak ada provinsi yang berada di PPKM level 4, beberapa di level 3, 25 provinsi di level 2 serta dua provinsi di level satu. Begitu juga untuk kabupaten/kota tidak ada yang berada di level 4 jika berdasarkan indikator capaian vaksin dosis pertama. Untuk di level 3 ada lima kabupaten/kota yaitu Tanah Tidung, Gayo, Gayo Lues, Sorong, Subulussalam dan Teluk Bintuni. "Kemudian yang untuk di level 2 ada 207 dan di level 1 itu 174," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement