Selasa 16 Nov 2021 19:37 WIB

Dokter Jelaskan Cara Membuat Nyaman Bayi Prematur

48 persen ibu hamil di Indonesia kekurangan zat besi.

Red: Qommarria Rostanti
Cara membuat nyaman bayi prematur (ilustrasi).
Foto: irishprematurebaby.com
Cara membuat nyaman bayi prematur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak konsultan perinatologi yang berpraktik di RS Pondok Indah, Rinawati Rohsiswatmo, menjelaskan cara terbaik untuk memberikan kenyamanan pada bayi prematur adalah dengan memberikan sesuatu yang membuatnya merasa hangat atau kangaroo mother care (kontak kulit ke kulit antara anak dan orang tua). Bayi prematur  banyak membutuhkan beberapa hal yang sangat mendasar. 

"Kalau di dalam kandungan dia kan hangat ya. Nah kita harus meniru itu juga dengan dipeluk, tidak jauh-jauh dari ibunya," jelas Rinawati saat diskusi daring, Selasa (16/11).

Baca Juga

"Yang terbaik perawatan bayi prematur, di rumah sekalipun ya kangaroo mother care. Bukan pakai botol panas, inkubator, atau lampu. Tempelin saja (ke dada ibunya). Kita meniru binatang kangguru gitu ya. Bisa dibawa-bawa," sambungnya.

Dengan melakukan metode itu, kata dia, bermanfaat untuk membuat suhu tubuh bayi lebih stabil, mempercepat peningkatan berat badan bayi, meningkatkan fungsi organ tubuh bayi, memudahkan bayi menyusui dan menguatkan daya tahan tubuh bayi. Lebih lanjut, Rinawati menjelaskan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan janin dan bayi saat dilahirkan adalah kondisi fisik ibu seperti hipertensi, kadar gula yang tinggi, dan infeksi.

"Tensinya tinggi, waktu hamil gulanya tinggi, terus waktu hamil infeksi. Nah itu pasti berpengaruh terhadap kehidupan janin dan bayi saat lahir," ujar Rinawati.

Oleh sebab itu, Rinawati mengimbau seluruh wanita untuk dapat mempersiapkan diri sebelum mengandung. Tak hanya menyiapkan kebutuhan finansial, Rinawati berpesan agar para calon ibu dapat mempersiapkan fisik terlebih dulu.

"Jadi imbauan saya tuh kalau hamil ya disiapkan. Bukan hanya siap finansialnya, tapi fisik si ibu," kata Rinawati.

Dia mengatakan, 48 persen ibu hamil di Indonesia kekurangan zat besi. "Bagaimana dengan kondisi yang pucat, mengandung, anaknya butuh nutrisi juga, jadi kesedot banyak. Akhirnya ibunya kurus kering. Jadi gizinya enggak bagus, anaknya juga tidak optimal," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement