Kamis 18 Nov 2021 10:00 WIB

IHSG Dibuka Koreksi di Tengah Kekhawatiran Inflasi AS

IHSG melemah ke posisi 6.653,70 menghentikan penguatan indeks selama 2 hari terakhir.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan mengamati layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (12/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (18/11).
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan mengamati layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (12/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (18/11). IHSG melemah ke posisi 6.653,70 menghentikan penguatan indeks selama dua hari terakhir. 

IHSG hari ini diperkirakan akan mengalami penurunan sejalan dengan pergerakan indeks saham di Asia. "Pasar saham tertekan oleh ketakutan atas inflasi serta kekhawatiran terhadap gangguan rantai pasok," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risentnya, kamis (18/11).  

Menurust riset, kenaikan lebih lanjut pada harga-harga dapat menekan pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini akan mendorong bank sentral AS (Federal Reserve) untuk memperketat kebijakan jauh lebih cepat dari jadwal.

Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 4 bps menjadi 1,59 persen setelah data Housing Starts secara tak terduga memperlihatkan proyek pembangunan rumah mengalami penurunan di bulan Oktober. 

Baca juga : Elon Musk Jual Saham Tesla untuk Bayar Pajak

Housing Starts sudah turun selama 2 bulan beruntun dan berada di level terendah dalam 6 bulan. Harga bahan material yang tinggi (khususnya kayu dan tembaga), keterbatasan pasokan serta kelangkaan tenaga kerja terus menekan kinerja pasar perumahan. 

Selain itu, data NAHB Housing Market Index (November) naik 3 poin ke level 83, lebih tinggi dari estimasi dan merupakan level tertinggi sejak bulan Mei. "Permintaan atas perumahan tetap kuat meskipun harga terus naik dan waktu tunggu yang semakin panjang," tulis riset.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah turun ke level terendah sejak awal Oktober setelah OPEC dan International Energy Agency (IEA) memperingatkan pasar minyak dunai akan segera mengakami kelebihan pasokan (oversupply). Selain itu, lonjakan kasus penularan virus Covid-19 di Eropa juga menambah besar risiko yang dihadapi pemulihan permintaan minyak.

Baca juga : Kekhawatiran Pasokan, Harga Minyak Merosot

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement