Kamis 18 Nov 2021 19:28 WIB

Hoaks Terkini Covid-19: Donor Organ-Jepang Pilih Ivermectin

Isu hoaks sebut Jepang hentikan program vaksinasi, pilih ivermectin untuk Covid-19.

Red: Reiny Dwinanda
Media sosial (ilustrasi). Isu hoaks Covid-19 banyak tersebar di Facebook.
Foto: EPA
Media sosial (ilustrasi). Isu hoaks Covid-19 banyak tersebar di Facebook.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, mengungkap beberapa contoh isu hoaks seputar Covid-19 sepanjang sepekan terakhir. Dari total 16 isu konten hoaks yang bertambah sejak tanggal 11 November hingga 18 November 2021, ada disinformasi mengenai poster Covid-19 yang mengajak para orang tua untuk menyumbangkan organ anak-anak mereka pada 11 November 2021.

"Padahal, poster tersebut merupakan hasil altrasi dan tidak benar sama sekali," kata Dedy dalam siaran pers "Menolak Hoaks Covid-19" pada Kamis.

Baca Juga

Pada tanggal yang sama juga tersebar berita palsu mengenai negara Jepang yang memutuskan untuk menghentikan program vaksinasi Covid-19. Jepang disebut memilih ivermectin sebagai obat yang dapat menghentikan penyakit Covid-19 dalam semalam.

"Pada 13 November 2021 telah beredar hoaks unggahan di media sosial Facebook yang mengklaim orang yang disuntik vaksin cenderung mengalami perubahan mental dan fisik," ujar Dedy.

Pada tanggal yang sama pun muncul narasi video yang beredar di media sosial berupa potongan video berbahasa asing yang mengklaim bahwa tes swab Covid-19 adalah vaksinasi yang terselubung. Sedangkan untuk tanggal 16 November2021, isu yang beredar adalah istri CEO Pfizer, salah satu perusahaan manufaktur vaksin Covid-19 meninggal dunia akibat komplikasi vaksin.

"Pandemi masih ada, virus pun masih mengintai kita semuanya, namun dengan menghentikan persebaran hoaks Covid-19, melakukan literasi digital, semangat melakukan vaksinasi serta melakukan protokol kesehatan bersama, kita mampu menekan persebaran Covid-19 ini," kata Dedy.

Menurut Dedy, terdapat sebanyak 1.991 isu hoaks Covid-19 pada 5.131 unggahan media sosial selama kurun waktu 23 Januari 2020 hingga 18 November 2021. Isu hoaks Covid-19 tersebut tersebar di Facebook dengan sejumlah 4.432 unggahan dan pemutusan akses telah dilakukan pada 5.004 unggahan dan 127 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.

"Kedua, untuk isu hoaks vaksinasi Covid-19 terdapat 390 isu pada 2.425 unggahan media sosial dengan jumlah sebaran terbanyak pada Facebook sebanyak 2.233. Pemutusan akses telah dilakukan terhadap 2.425 unggahan tersebut," ujar Dedy.

Untuk isu terkait hoaks Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), terdapat sebanyak 48 isu pada 1.167 unggahan media sosial dengan sebaran terbanyak pada Facebook sebanyak 1.149. Pemutusan akses dilakukan terhadap 1.003 unggahan dan 164 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement