Sabtu 20 Nov 2021 08:10 WIB

Dakwah Ikadi, Menebar Rahmat Bagi Semesta Alam

Inti dari dakwah adalah mengajak sesama manusia untuk melakukan kebaikan.

Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Dakwah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dr. Atabik Luthfi, MA, Ketua Bidang Dakwah PP.Ikadi 2017 – 2020

Inti dari dakwah adalah mengajak sesama manusia untuk melakukan kebaikan, berkontribusi, berperan serta dalam program kebaikan, dan menghadirkan kebaikan dalam kehidupan (QS. Ali Imran: 104, At-Taubah: 71). Untuk mencapai tujuan kemuliaan dakwah tersebut, dibutuhkan kelembagaan dan kesertaan semua pihak, karena dakwah yang luas dan komprehensif cakupannya, tidak mungkin dijalankan oleh orang per orang, atau sebuah lembaga tertentu tanpa keterlibatan semua pihak yang terkait.

Karenanya, Munas Ikatan Da'i Indonesia (Ikadi) ke-3 di Depok pada 10-12 Desember nanti mengusung tema: 'Mengokohkan Dakwah Islam Rahmatan lil Alamin dalam bingkai NKRI'. Secara prinsip, tema munas kali ini berdimensi global, namun tetap bersifat lokal. Frasa ‘Rahmatan lil Alamin’ mengisyaratkan sisi global dari dakwah Ikadi. Namun tetap dalam bingkai keindonesiaan. Karena Ikadi adalah Ikatan Da'i Indonesia, para da’i dari pelosok Nusantara, mendedikasikan kepakaran dan keahlian dakwahnya untuk bangsa Indonesia.

Sejatinya, dakwah hadir dalam rangka memberi dan menebar rahmat bagi semesta alam. Mengapa Al-Alamin? Karena dakwah juga memperhatikan dan turut berkontribusi terhadap hajat kemanusiaan, aspek lingkungan, Fauna dan flora, serta interaksi antar semua makhluk Allah swt, tidak aspek ubudiyah an sich. Nabi Muhammad saw selaku da’i pertama umat ini mencontohkan keluasan bidang garap dakwah beliau yang komprehensif.

Pembedanya dalam semua ruang kemanusiaan dan kealaman, dakwah hadir justru sebagai rahmat; mengasihi, menyayangi, mengayomi, dan peduli kepada sesama. Hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengandung perintah untuk berbuat ‘Ihsan’ dalam segala sesuatu, dan kepada seluruh makhluk ciptaan Allah swt.

Merujuk dakwah yang cukup luas dimensi ketercakupannya, maka pendakwah menurut Alquran (QS. Ali Imran: 110, QS. An-Nahl: 125) adalah semua hamba Allah yang memiliki perhatian terhadap kebaikan dan kemaslahatan umat manusia, tidak terbatas kepada yang bergelar ustadz/ah, atau da'i/ah saja. Apalagi objek dakwah dalam konteks Rahmatan Lil Alamin semakin luas dan dinamis seiring perkembangan kehidupan.

Sabda Rasul saw "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya" (HR. Tirmidzi) menjadi motifasi semua pendakwah dalam rangka menjalankan dakwah yang rahmatan lil alamin. Dakwah dalam bingkai NKRI merupakan sebuah keniscayaan dalam dakwah.

Semua nabi diutus berasal dari kaumnya, dan kepada kaumnya, termasuk Nabi Muhammad saw (QS. Yunus: 74). Spirit dakwah berbingkai disini menguatkan nasionalisme dakwah, sebagaimana diperintahkan oleh Allah swt di Surah At-Taubah: 122 "Agar mereka memberi peringatan kepada kaumnya, saat mereka kembali, agar mereka dapat menjaga diri".

Nabi Muhammad saw saat meninggalkan tanah airnya Mekkah menuju Madinah untuk berhijrah, di perbatasan Mekah beliau mengekpresikan cintanya untuk Mekkah: 'Mekkah engkau negeri yang paling aku cintai. Seandainya mereka tidak mengusirku, niscaya aku tidak akan meninggalkanmu'.

Ikadi hadir untuk memberikan kontribusi dakwah kepada bangsa ini, dalam berbagai aspek bidang kedakwahan yang sesuai dengan kekinian dan kedisinian. Semoga Munas Ikadi ke-3 kali ini tidak hanya menghasilkan kepemimpinan yang 'baru' dalam kurun waktu lima tahunan, tetapi juga mampu memberi warna baru dalam dunia dakwah di era global ini, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip ke rahmatan lil alamin, dan Keindonesiaan. Insya Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement