Senin 22 Nov 2021 13:14 WIB

Satgas Covid-19: Pandemi Belum Berakhir

Peningkatan kasus harian secara drastis masih terjadi di negara lain.

Red: Ratna Puspita
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi mengingatkan masyarakat bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi mengingatkan masyarakat bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi mengingatkan masyarakat bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Karena itu, pemerintah akan terus berupaya mengendalikan Covid-19 meski tren kasus positif di Indonesia sudah melandai demi mengantisipasi potensi gelombang ketiga.

"Beberapa kalangan masyarakat berpikir bahwa pandemi sudah berakhir, padahal belum. Di dunia ini, sekarang ada yang sedang berhadapan dengan gelombang 4, gelombang 5, ditunjukkan dengan peningkatan kasus harian secara drastis. Ini membuktikan dunia belum selesai dari pandemi," kata Sonny dalam diskusi daring, Senin (22/11).

Baca Juga

Karena itu, menurut Sonny, sangat memungkinkan jika Indonesia akan mengalami kenaikan kasus positif Covid-19. Dia mengatakan, libur panjang seperti Idul Fitri serta libur natal dan tahun baru menjadi tantangan besar dalam mengendalikan Covid-19 di Indonesia.

Sebab setelah libur natal dan tahun baru 2020, terjadi kenaikan kasus Covid-19 sebanyak 37-78 persen. Kemudian setelah Idul Fitri 2021, lonjakan kasus terjadi sangat drastis yaitu sebanyak 104,34-473,16 persen. "Kita belajar bahwa sehabis libur panjang ada potensi lonjakan kasus karena mobilitas meningkat tidak hanya di dalam negara tapi juga dari negara lain," ujar Sonny.

Adapun, langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi potensi gelombang ketiga Covid-19 antara lain melarang cuti atau libur bagi ASN, TNI, Polri, dan karyawan BUMN maupun swasta selama libur akhir tahun dengan menghapus cuti bersama pada 24 Desember 2021. Kemudian, lanjut Sonny, pemerintah juga melakukan pembatasan pergerakan masyarakat, pengetatan penerapan protokol kesehatan pada kegiatan masyarakat di seluruh fasilitas publik, dan pengawasan penerapan kebijakan pendengandalian sampai ke tingkat komunitas serta pendisiplinan di lapangan secara langsung.

Selain itu, pemerintah juga akan terus berupaya meningkatan testing dan tracing serta menggencarkan vaksinasi. "Kalau sampai ada yang longgar, misalnya testing diturunkan, cakupan vaksinasi melambat, atau melemahnya protokol kesehatan, hal itu bisa menyebabkan lonjakan kasus," ujar Sonny.

"Karenanya, peran dan partisipasi masyarakat amat sangat penting di mana protokol kesehatan terus tetap dilaksanakan secara sadar. Masyarakat juga berpartisipasi dalam testing, tracing, dan program vaksinasi," tambahnya.

Per 21 November 2021, sebanyak 134.418.286 orang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 89.220.341 sudah mendapatkan vaksin dua kedua. Adapun, vaksin dosis ketiga telah diberikan kepada 1.203.846 tenaga kesehatan. 

Sedangkan target sasaran vaksinasi nasional adalah 208.265.720 orang. Sementara itu, kasus terkonfirmasi harian pada 21 November 2021 sebanyak 314, menurun 99,46 persen dari puncaknya yakni 56.757 kasus pada 15 Juli 2021, sedangkan kasus aktif per 21 November 2021 tercatat 8.126, penurun 98,59 persen dari puncaknya 574.135 pada 24 Juli 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement