Sabtu 27 Nov 2021 05:32 WIB

Bagaimana Cara Sahabat Cabut Pecahan di Dahi Nabi Muhammad?

Abu Ubaidah tak ingin menyakiti Nabi Muhammad saat mencabut pecahan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Bagaimana Cara Sahabat Cabut Pecahan di Dahi Nabi Muhammad?. Foto: Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: Republika
Bagaimana Cara Sahabat Cabut Pecahan di Dahi Nabi Muhammad?. Foto: Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Amir bin Abdullah bin Al-Jarrah bin Hilal Al-Fahri Al-Qurasyi atau biasa dipanggil Abu Ubaidah, diberi julukan "Amin al-Ummah" dan "Amir al-Umara". Ia adalah orang terpercaya umat Muslim.

Suatu ketika, dalam Perang Uhud, dahi Nabi Muhammad SAW terhujam pecahan helm perang. Lalu Abu Ubaidah hendak mencabut pecahan helm tersebut dengan tangannya, tapi urung dia lakukan karena khawatir akan membuat Nabi SAW merasa sakit.

Baca Juga

Hingga kemudian Abu Ubaidah mencabut pecahan itu dengan giginya. Dan akhirnya ia berhasil mencabut pecahan tersebut dari dahi Rasul. Namun, hal itu ternyata berdampak pada gigi depannya. Karena setelahnya gigi bagian depan Abu Ubaidah menjadi rusak.

Abu Ubaidah adalah orang terpercaya dari umat Islam. Dalam hadits riwayat Bukhari dari jalur Hudzaifah disebutkan soal Al-`Agib dan As-Sayyid, pemuka Najran, yang datang kepada Rasulullah.

Mereka berdua bermaksud untuk mengajak mubahalah dengan Nabi, lalu salah seorang dari keduanya berkata kepada yang lainnya, "Jangan kau lakukan hal itu. Demi Allah, jika ia itu seorang Nabi, lalu kita saling melaknat dengannya, maka kita dan keturunan kita tidak akan beruntung."

Setelah itu keduanya berkata, "Kami akan memberikan apa yang kamu minta. Utuslah bersama kami seseorang yang dapat dipercaya, dan jangan engkau utus kecuali orang yang benar-benar jujur."

Beliau pun bersabda, "Aku pasti akan mengutus seseorang yang benar-benar dapat dipercaya untuk ikut bersama kalian."

Para Sahabat pun berharap mendapat kehormatan sebagai utusan beliau. Lalu beliau bersabda, "Berdirilah, ya Abu `Ubaidah bin Al-Jarrah." Ketika Abu `Ubaidah berdiri, Rasulullah bersabda, "Ini adalah orang terpercaya (amin) dari umat ini."

Abu Ubaidah wafat pada tahun 18 Hijriah ketika terjadi wabah penyakit yang mengjangkiti Kota Amwas Yordania. Jenazahnya dimakamkan di Ghorbaristan. Sebelum wafat, saat terjadi wabah itu, Umar bin Khattab sempat menyarankan Abu Ubaidah untuk pulang ke Madinah, tapi ia menolaknya.

Abu Ubaidah berkata, "Aku adalah salah satu di antara prajurit umat Muslim. Aku tidak akan lari dari barisan mereka sampai Allah menentukan yang terbaik untukku."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement