Ahad 28 Nov 2021 10:19 WIB

Gelombang Tinggi Hambat Pelayaran Kapal Ferry Selat Sunda

Perjalanan dengan kapal ferry di Selat Sunda bisa mencapai enam jam.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Indira Rezkisari
Suasana Pelabuhan Merak. Gelombang laut di perairan Selat Sunda mencapai empat meter menyebabkan pelayaran kapal ferry angkutan penumpang dan kendaraan dari Pelabuhan Bakauheni–Merak (sebaliknya) terhambat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana Pelabuhan Merak. Gelombang laut di perairan Selat Sunda mencapai empat meter menyebabkan pelayaran kapal ferry angkutan penumpang dan kendaraan dari Pelabuhan Bakauheni–Merak (sebaliknya) terhambat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Gelombang laut di perairan Selat Sunda mencapai empat meter menyebabkan pelayaran kapal ferry angkutan penumpang dan kendaraan dari Pelabuhan Bakauheni–Merak (sebaliknya) terhambat. Pelayaran yang biasanya 2,5 jam molor menjadi 5-6 jam.

Keterangan yang diperoleh Republika.co.id dari penumpang kapal ferry, Ahad (28/11), gelombang tinggi terjadi pada pelayaran malam hari sejak Sabtu petang sampai Ahad dini hari. Tinggi gelombang mencapai empat meter, sampai air laut hempasan memasuki kapal saat berlayar di tengah laut.

Baca Juga

Tingginya gelombang laut, juga disebabkan angin kencang yang terjadi dua hari terakhir. Kapal ferry yang berangkat dari Pelabuhan Bakauheni tujuan Merak, terhambat menyandar di dermaga karena ombak tinggi. Sedangkan pelayaran kapal di Selat Sunda terhambat lajunya untuk karena angin kencang.

Menurut Careden, penumpang kapal ferry dari Pelabuhan Bakauheni–Merak, pelayaran dari Bakauheni ke Merak terlama pada Ahad (28/11). “Naik kapal terlama dari Bakauheni pukul 21.00 sampai 05.00 tiba di Pelabuhan Merak,” katanya.

Dia mengatakan, kapal ferry terhambat pelayarannya di perairan Selat Sunda karena angina kencang dan gelombang tinggi. Selain itu, tiba di pelabuhan Merak, terhambat lagi sandar di dermaga karena ombak tinggi.

“Merak–Bakauheni memang lautnya lagi berubah-ubah, kadang tenang kadang angina kencang dan hujan lebat,” kata Hamzah, penumpang kapal ferry Merak – Bakauheni, Ahad (28/11).

Dia mengatakan, hempasan gelombang laut tinggi sampai masuk bagian dalam kapal. Namun, kapal ferry tetap berlayar karena berlambung besar. Sedangkan saat sandar mengalami pelambatan dikarena ombak masih tinggi untuk merapat ke dermaga di Pelabuhan Bakauheni.

Penumpang lainnya mengaku bersyukur masih bisa menyandar di dermaga meski perjalanan menjadi lama. “Biarkan lama yang penting selamat sampai tujuan,” kata Masyhuri Gaoh, penumpang kapal ferry lainnya.

BMKG Lampung memberikan peringatan dini pada Ahad (28/11), untuk waspada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada pagi, malam, dan dini hari di sejumlah daerah di Provinsi Lampung. BMKG Lampung menyatakan, peringatan dini gelombang tinggi merupakan informasi prakiraan untuk dua hari ke depan terjadi gelombang tinggi lebih dari 1,25 meter dan bertahan selama 12 jam ke depan, dengan kecepatan angin 10 km sampai 30 km per jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement