Senin 29 Nov 2021 09:53 WIB

IHSG Senin Pagi Terkoreksi, Tertekan Kasus Varian Omicron

IHSG melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini ke posisi 6.552,80.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8). IHSG melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini ke posisi 6.552,80
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8). IHSG melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini ke posisi 6.552,80

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini. IHSG melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini ke posisi 6.552,80 dan sempat merosot ke level 6.400 tepatnya 6.487,74.

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan cenderung bergerak turun hari ini sejalan dengan indeks saham di Asia yang dibuka turun. Investor asing menjual saham-saham berkapitalisasi jumbo seperti ASII, BBRI, BBCA, hingga UNVR. 

Baca Juga

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan pergerakan pasar saham mendapat pengaruh dari perkembangan varian baru Covid-19, omicron. Meskipun belum ada bukti, para ahli kesehatan khawatir hasil mutasi jenis terbaru ini dapat mengurangi atau melawan efisiensi vaksin yang tersedia di dunia.

"Langkah cepat yang di ambil berbagai negara dalam melarang penerbangan dari titik panas (hot spot) di Benua Afrika cukup mengejutkan investor," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya dikutip Senin (29/11).

Varian yang pertama kali di temukan di Afrika Selatan ini dikhawatirkan akan memicu pemberlakuan kembali kebijakan lockdown dan penutupan perbatasan antar negara. 

Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun anjlok 16,8 bps menjadi 1,48 persen karena investor memburu aset-aset yang di anggap memberi rasa aman (safe-haven). 

Di pasar komoditas, harga minyak mentah dunia turun tajam dengan nilai kontrak berjangka (futures) jenis Brent turun 11,55 persen sementara harga kontrak berkangka (futures) jenis WTI terpangkas 13 persen dan berada di bahwa level psikologis 70 dolar AS per barel. Kedua kontrak mencatatkan penurunan mingguan selama lima pekan beruntun, terpanjang sejak Maret 2020. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement