Sabtu 04 Dec 2021 14:33 WIB

AstraZeneca Pertimbangkan Unit Vaksin Masuk Bursa

AstraZeneca mengatakan secara resmi bulan lalu sedang membuat divisi vaksin baru.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
AstraZeneca merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi vaksin Covid-19. ilustrasi
Foto: EPA-EFE/DAN HIMBRECHTS AUSTRALIA AND NEW ZEA
AstraZeneca merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi vaksin Covid-19. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- AstraZeneca Plc dikabarkan sedang mempelajari sejumlah opsi aksi korporasi untuk meningkatkan keuntungan bagi para investor. Opsi tersebut termasuk listing divisi vaksinnya yang baru didirikan.

Sumber anonim yang disebut mengetahui hal ini dikutip Bloomberg, menyebut bahwa raksasa farmasi Inggris tersebut sedang dalam tahap awal mempertimbangkan posisi terbaik untuk unit vaksinnya. Top manajemen dikabarkan telah membahas berbagai kemungkinan dengan penasihat.

Baca Juga

AstraZeneca mengatakan secara resmi bulan lalu sedang membuat divisi vaksin dan terapi imun baru untuk menampung inokulasi Covid-19 dan pengobatan antibodi, suntikan flu, dan obat untuk virus syncytial pernapasan.

Divisi yang akan dipimpin oleh eksekutif Iskra Reic, akan mencakup tim dari departemen penelitian, manufaktur, dan komersial AstraZeneca. Juru Bicara AstraZeneca dalam sebuah pernyataan email mengatakan laporan tentang rencananya untuk unit vaksin adalah spekulasi.

"Untuk mengelola portofolio, kami telah menciptakan unit vaksin dan terapi imun untuk menyatukan tim manufaktur R&D, komersial, dan medis untuk vaksin, lab, dan obat-obatan lainnya," katanya.

Chief Executive Officer AstraZeneca, Pascal Soriot disebut berada di bawah tekanan dari pemegang saham karena saham AstraZeneca tertinggal dari para pesaingnya. Saham perusahaan tercatat naik enam persen selama dua belas bulan terakhir, sementara Pfizer Inc. telah meningkat 35 persen dan Moderna Inc. telah melonjak 90 persen.

AstraZeneca mengatakan pada bulan November bahwa mereka akan mulai mencari laba untuk vaksin Covid-19 yang dibuatnya dengan Universitas Oxford. Setelah melihat pesaingnya menghasilkan miliaran dolar dalam penjualan dari proses imunisasi mereka.

Di awal pandemi, AstraZeneca berjanji untuk tidak mengambil untung selama penyakit itu masih menjadi pandemi. Soriot mengatakan, saat ini mereka hanya akan mencari untung dari negara-negara kaya, dan akan bergantung pada harga berjenjang untuk memastikan vaksinnya terjangkau.

Setiap langkah yang melibatkan bisnis vaksin dapat penuh dengan politik. AstraZeneca dinilai perlu berhati-hati agar tidak terlihat mengambil untung terlalu cepat karena tingkat infeksi virus corona meningkat dan pemerintah bergulat untuk mengimunisasi populasi.

Sumber anonim di atas menyebut perundingan memang sedang berlangsung, dan perusahaan pada akhirnya dapat memutuskan untuk tidak listing jika gagasan itu memicu terlalu banyak reaksi. Sahamnya turun 0,5 persen pada penutupan perdagangan London Jumat (3/12).

AstraZeneca telah mengambil langkah lain untuk memperkuat divisi baru. Perusahaan secara efektif memblokir pengambilalihan senilai 7,6 miliar dolar AS Advent International dari Swedish Orphan Biovitrum AB dengan menahan delapan persen sahamnya, Bloomberg News melaporkan Jumat.

Sumber anonim mengatakan AstraZeneca keberatan dengan kesepakatan itu. Karena berusaha untuk membeli aset tertentu yang berpotensi ditempatkan di dalam unit vaksin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement