Sabtu 04 Dec 2021 17:20 WIB

TransJakarta Gandeng Klinik Sekitar Depo Cek Kesehatan Sopir

Cek kecehatan untuk memastikan pengemudi sehat dan bekerja dengan baik.

Red: Andi Nur Aminah
Sopir mengemudikan Bus TransJakarta di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat (ilustrasi)
Sopir mengemudikan Bus TransJakarta di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik  Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menggandeng sejumlah klinik untuk memeriksa kesehatan sopir agar mereka bertugas dalam kondisi sehat. "Kami kerja sama klinik pratama sekitar depo," kata Direktur Utama TransJakarta Mochammad Yana Aditya dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta Timur, Sabtu (4/12).

Yana mengatakan, pihaknya juga sedang dalam proses mendirikan klinik di depo TransJakarta. Meski begitu, Yana belum memberikan rincian jumlah klinik pratama yang diajak bekerja sama dan jumlah klinik kesehatan di depo yang rencananya akan didirikan. "Pastinya ini semua dalam proses memastikan pengemudi sehat, bisa berjalan baik," ucapnya.

Baca Juga

Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz meminta TransJakarta menyediakan klinik kesehatan di setiap depo untuk memeriksa kesehatan sopir sebelum bertugas. Penyediaan klinik kesehatan dinilai penting untuk memastikan kesehatan sopir mengingat faktor manusia menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan.

Klinik di setiap depo merupakan salah satu rekomendasi yang diberikan anggota dewan ketika terjadi kecelakaan bus TransJakarta di Halte Cawang, Jakarta Timur pada 25 Oktober 2021. Tabrakan bus TransJakarta itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia yakni sopir dan penumpang.

Rencananya, Senin (6/12) Komisi B DPRD DKI akan memanggil manajemen TransJakarta untuk klarifikasi soal rentetan lima kecelakaan dalam 40 hari terakhir. "Kami panggil TransJakarta ini untuk melaporkan perkembangan dari rekomendasi yang kami berikan. Sudah sejauh mana, sudah jalan apa belum, hambatannya apa kalau belum jalan. Kalau sudah jalan kenapa bisa jadi seperti ini, apa ini faktor dari human error atau sistem," katanya, Jumat (3/12).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement