Rabu 08 Dec 2021 14:13 WIB

Ekonomi Syariah Bisa Jadi Kunci Perekonomian Nasional

ASR memiliki makna penting dan memberikan semangat kepada pelaku ekonomi syariah.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Anugerah Syariah Republika (ASR) 2021 yang digelar secara virtual pada Rabu (8/12) siang.
Foto: REPUBLIKA
Anugerah Syariah Republika (ASR) 2021 yang digelar secara virtual pada Rabu (8/12) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anugerah Syariah Republika (ASR) kembali digelar. Pada tahun ini, ASR diselenggarakan secara virtual mengingat masih di tengah pandemi Covid-19. 

Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi, mengatakan, penyelenggaraan ASR secara virtual tak mengurangi kekhidmatan apresiasi yang diberikan kepada para pelaku ekonomi dan keuangan syariah. Republika tidak kendor mengapresiasi segala aktivitas dari pelaku ekonomi syariah yang telah dilakukan.

Baca Juga

"Republika berharap, ASR juga bisa mendorong pelaku syariah menjadi semangat dan sistem ekonomi syariah bisa dirasakan masyarakat serta pemain kunci perekonomian nasional," ujar Irfan acara ASR secara virtual, Rabu (8/12).

Menurut Irfan, ASR memiliki makna penting dan memberikan semangat kepada pelaku ekonomi syariah, yang berdedikasi menjadi motor penggerak yang menumbuhkan perekonomian syariah. "Acara ini kami dedikasikan kepada aktivitas menumbuhkan perekonomian syariah, diharapkan ekonomi syariah salah satu faktor mengakselerasi perekonomian nasional,” ucap dia.

ASR 2021 merupakan perhelatan yang kelima kalinya sejak diadakan pertama pada 2017. Anugerah Syariah Republika merupakan bentuk kepedulian dan komitmen Republika sebagai media dengan komunitas Muslim terbesar di Indonesia untuk turut dalam memajukan ekonomi dan keuangan syariah nasional.

Penghargaan ASR diberikan kepada sektor industri keuangan perbankan maupun nonbank syariah, lembaga filantropi, teknologi finansial syariah, destinasi wisata halal, dan kepala daerah yang dinilai berperan signifikan dalam mengembangkan industri halal di daerahnya.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِكَ ۗ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ فَمَالِ هٰٓؤُلَاۤءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا
Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah,” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, “Ini dari engkau (Muham-mad).” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?”

(QS. An-Nisa' ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement