Kamis 09 Dec 2021 07:00 WIB

Unair Berkontribusi Memulihkan Ekonomi Nasional

Unair fokus mencetak SDM yang produktif, kre­atif, dan pekerja keras.

Red: Hiru Muhammad
Sebagai Perguruan Tinggi Ne­geri (PTN) terbaik saat ini, Uni­versitas Airlangga (Unair) menyatakan kesiapannya un­tuk berkontribusi dalam proses pemu­lihan ekonomi nasional (PEN) pada 2022 sebagai dampak dari Pandemi Co­vid-19. Kontribusi  yang akan diberi­kan Unair tentu  disesuaikan dengan tugas dan fungsi perguruan tinggi.
Foto: Istimewa
Sebagai Perguruan Tinggi Ne­geri (PTN) terbaik saat ini, Uni­versitas Airlangga (Unair) menyatakan kesiapannya un­tuk berkontribusi dalam proses pemu­lihan ekonomi nasional (PEN) pada 2022 sebagai dampak dari Pandemi Co­vid-19. Kontribusi yang akan diberi­kan Unair tentu disesuaikan dengan tugas dan fungsi perguruan tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Sebagai Perguruan Tinggi Ne­geri (PTN) terbaik saat ini, Uni­versitas Airlangga (Unair) menyatakan kesiapannya un­tuk berkontribusi dalam proses pemu­lihan ekonomi nasional (PEN) pada 2022 sebagai dampak dari Pandemi Co­vid-19. Kontribusi  yang akan diberi­kan Unair tentu  disesuaikan dengan tugas dan fungsi perguruan tinggi.

Sebagai perwujudan dari kesiapan tersebut lanjut Rektor Universitas Air­langga Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak yaitu dengan menghasilkan lu­lu­san-lulusan yang kompeten di bi­dangnya masing-masing. Artinya, kata dia, Unair fokus mencetak Sumber Da­ya Manusia (SDM) yang produktif, kre­atif, dan pekerja keras yang nantinya di­harapkan mampu mendorong pemu­li­han ekonomi nasional dari berbagai sektor.

Baca Juga

"Kita akan terus menghasilkan lulusan-lulusan yang lebih produktif, kreatif, dan pekerja keras. Itu yang bisa kita siapkan untuk terlibat memper­ce­pat pemulihan ekonomi nasional di 2022," kata Nasih, Selasa (7/12).

Bahkan ketika masih dibangku ku­liah pun para mahasiswa terus dipacu un­tuk berprestasi. Salah satu­nya di­buk­tikan oleh Tim Robot Astro Unair  berhasil menyabet gelar Juara II Divisi Kontes Robot Tematik Indonesia (KRT­MI) pada pelaksanaan Kontes Robot Indonesia (KRI) 2021 bulan September lalu. Mahasiswa yang berlaga dalam kontes ini adalah Sirojuddin, Muham­mad Naufal Alfarisi (Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan), Ilman Anda­ludzi (Teknik Industri), dan Diaz Sam­sun Alif (Teknik Elektro) yang selu­ruhnya mahasiswa angkatan 2020

Adapun sistem dari robot tematik yang diusung para mahasiswa ini meng­­­gunakan dua lapangan, yaitu fisik dan virtual, sehingga mengharuskan jaringan yang stabil agar pergerakan robot di lapangan fisik dan virtual.

Kemudian prestasi lainnya diraih dari gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) pada bulan Oktober lalu. Dalam ajang tersebut Unair ber­hasil menyabet juara umum keempat. Capaian tersebut sangat spektakuler karena dari total 65 penelitian didanai ternyata yang lolos mencapai 19 finalis dan di antaranya meraih juara 4.

Juara keempat ini berhasil didapat­kan melalui 9 medali pada kategori pos­ter dan presentasi. Dalam kategori pre­sentasi tim Unair meraih 4 medali emas, 1 medali perak, dan 1 juara favo­rit. Se­mentara dalam kategori poster, tim ter­sebut  menyumbangkan 1 me­da­li emas, 1 medali  perak, dan 1 me­da­­li perunggu.

Pretasi pada bidang olahraga juga tak kalah membanggakan. Pekan Olah­­­raga Nasional (PON) XX Papua 2021, para Ksatria Airlangga, baik alum­­­ni maupun mahasiswa aktif ber­hasil me­nyumbangkan medali emas.  Pada ca­bang olahraga selam, sivitas aka­de­mika Unair menggondol  empat me­da­li emas. Mereka adalah Janis Ro­sa­lita (alumni FIB), Dio Novandra (alum­ni FH), Monica (mahasiswa aktif FPsi), dan Fahriza (alumni FEB).

Masih di PON Papua, mahasiswi Unair Alisya Mellynar  yang berlaga di cabang olahraga Wushu berhasil me­raih medali emas dan merupakan emas pertama dalam ajang PON di Bu­mi Cendrawasih itu.

Selain memperkuat di hilir, Unair juga akan meningkatkan kualitas di hu­lu salah satunya adalah dengan me­ngembangkan metode pembelajaran digital dalam menyambut era refor­ma­si 4.0. Unair diakuinya terus merancang platform-platform digital yang mendu­kung proses belajar mengajar agar te­tap bisa digelar meski dari jarak jauh.

Oleh sebab itu Nasih memastikan, platform digital yang dikembangkan dirancang dengan menyediakan fitur interaksi antara pengajar dengan yang diajar. "Alhamdulillah platform yang ki­ta kembangkan lebih banyak lagi in­teraksi antar pendidik dengan maha­sis­­­wa. Karena selama ini kelemahan utama di platform pembelajaran online itu adalah kurangnya interaksi. Kalau soal penyampaian sebenarnya tidak masalah. Tapi interaksi antarmaha­sis­wa dengan dosen itu yang menjadi ken­dala bersama," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement