Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Priana Putra

5 Fakta Unik di Balik Popularitas Jajanan Khas Korea

Kuliner | Thursday, 09 Dec 2021, 14:07 WIB
Makanan khas Korea, Tteoboki. Sumber: Wikipedia

Annyeonghaseyo! Zaman sekarang, siapa yang tidak asing dengan ragam kuliner khas Korea Selatan? Mulai dari produk makanan dan minuman instan, hidangan panggang khas Korea, hingga jajanan street-food yang tidak jarang membuat kita yang jauh ini ngiler. Beragam menu bahkan sempat naik daun karena sering muncul di serial drama Korea favorit masyarakat.

Nah, tahukah kamu, di balik lezatnya makanan tersebut terdapat cerita unik yang mencerminkan budaya dan tradisi masyarakat Korea Selatan?

Apa saja? Yuk, simak 5 cerita unik di balik jajanan khas Korea Selatan:

Santap ramyeon hangat di atas tutup panci

Hidangan satu ini merupakan sebutan untuk sajian mie rebus instan di Korea Selatan. Berbeda dengan orang Indonesia ketika menyantap mie instan, masyarakat Korea Selatan menyajikan ramyeon dengan cara yang unik. Buat kamu yang akrab dengan serial drama Korea, pasti sering lihat cara memakan ramyeon dengan menaruhnya di atas tutup panci, ketimbang piring atau mangkuk. Ternyata, cara ini dilakukan agar hidangan ramyeon yang hendak disantap bisa terjaga kehangatannya karena tutup panci yang panas. Jangan lupa tambahkan topping telur agar semakin nikmat!

Tteokbokki, hidangan mewah tempo dulu

Jajanan khas Korea satu ini terbuat dari olahan kue beras atau tteok yang kenyal dan dicampur dengan saus cabai merah dengan rasa manis, pedas, dan gurih dari saus gochujang. Dulunya, hidangan ini merupakan hidangan mewah yang hanya disajikan di lingkungan kerajaan. Saking bersejarahnya, di Kota Daegu sampai ada Museum Tteokbokki, lho!

Nah, seiring berjalannya waktu, tteokbokki akhirnya bisa juga disantap oleh masyarakat sipil karena tersedia di sepanjang jalan dalam bentuk warung kaki lima. Kalau kamu mengaku penggemar budaya Korea, tentu belum afdol rasanya kalau belum pernah mencicipi yang namanya Tteokbokki.

Odeng dan oden, serupa tapi tak sama

Sering disebut sebagai fish cake (kue ikan), odeng dapat kamu temui di banyak kaki lima apabila berkunjung ke Korea Selatan. Terbuat dari lembaran olahan ikan, hidangan ini memiliki rasa gurih dan disajikan dengan tusukan panjang dan besar.

Sebagai salah satu jajanan tradisional Korea Selatan, ternyata odeng sudah eksis sejak masa penjajahan Jepang di Korea, lho! Jepang sendiri memiliki santapan fish cake yang bernama oden. Meski terdengar mirip, keduanya memiliki perbedaan dari segi bentuk, dimana oden tidak ditusuk dan malah sering disajikan sebagai salah satu bahan shabu-shabu. Penasaran dengan odeng?

Beli corn dog, atau hot dog?

Beberapa dari kamu mungkin tidak asing dengan hidangan corn dog yang sebenarnya diadaptasi dari resep kuliner modern asal Amerika Serikat. Meski akrab disebut sebagai corn dog, warga Korea ternyata kerap menyebut hidangan ini sebagai hot dog, lho! Makanya, bagi kamu yang akan berwisata kuliner ke Korea Selatan, jangan sampai salah sangka, ya.

Di Korea Selatan, alih-alih menggunakan tepung jagung, corn dog dibuat dengan menggunakan tepung beras dan air. Berisi sosis dan keju, corn dog di Korea juga kerap dipadukan dengan kentang goreng atau mie agar semakin nikmat.

Stay up to date dengan Crispy Chicken Korea

Meski sering dikaitkan dengan budaya Korea Selatan, sebenarnya menu ayam goreng Korea ini baru muncul pada beberapa tahun silam. Dahulu, ketika perekonomian Korea sedang sulit, ayam goreng jarang sekali tersaji di meja-meja makan. Namun, seiring memulihnya perekonomian Korea, restoran ayam goreng Korea pun kian menjamur dan menjadi pilihan masyarakat. Bahkan beberapa kali menu ini sempat tertangkap kamera di berbagai serial drama Korea.

Sumber: Gildak (press release)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image