Kamis 09 Dec 2021 17:10 WIB

Pengemudi Ojol Terseret Kereta Babaranjang 20 Meter

Dia mengalami luka di kepala, patah kaki, dan telapak kaki tergores.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Pengendara motor melintas di perlintasan sebidang kereta api tanpa palang pintu, ini menyebabkan banyak kecelakaan terjadi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Pengendara motor melintas di perlintasan sebidang kereta api tanpa palang pintu, ini menyebabkan banyak kecelakaan terjadi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Tidak adanya palang pintu kereta api (KA) mengakibatkan seorang pengemudi ojek online (ojol) tertabrak KA Batubara Rangkaian Panjang (Babaranjang) di Jagabaya, Bandar Lampung, Kamis (9/12). Ojol atas nama Ridwan Firmansyah (42 tahun) terseret sejauh 20 meter. Dia mengalami luka di kepala, patah kaki, dan telapak kaki tergores.

Kejadian tertabrak KA tersebut, menggemparkan warga sekitar perlintasan KA Jagabaya yang selalu ramai kendaraan bermotor. Perlintasan KA tersebut tidak berpalang pintu namun dibuka untuk umum khusus motor dengan dua jalur pintu masuk berseberangan.

Baca Juga

Menurut Tama, warga Jagabaya I, kejadian tersebut karena pengemudi ojol tersebut tidak menghiraukan sirene kereta dan teriakan warga sekitar. Pengemudi ojol tetap menyeberang perlintasan kereta seakan tak khawatir ditabrak kereta.

“Biasanya kalau mau melintas, pengemudi motor pasti melihat kanan dan kiri, serta mendengar bunyi sirene kereta. Tapi, dia (korban) tidak menghiraukan itu,” kata Tama.

Korban Ridwan Firmansyah nekat menyeberang dan tertabrak KA Babaranjang dari arah Palembang tujuan Tarahan, Lampung Selatan. Kejadian di perlintasan KA Jagabaya tidak jauh lagi dari Stasiun Tanjungkarang tersebut. Korban terseret 20 meter dari lokasi perlintasan, sedangkan motor Honda Beat-nya terseret sampai Stasiun Tanjungkarang.

Menurut Ahmad, warga lainnya, korban mau menyeberang dari arah Jalan Padjajaran menuju Jalan Pahlawan. Korban warga Kelurahan Gedong Air, Kecamatan Tanjungkarang Barat tersebut dibawa warga ke Rumah Sakit Urip Sumohardjo. Korban masih selamat namun kepala luka, kaki patah, tangan lecet-lecet, juga telapak kaki terkelupas.

Berdasarkan keterangan warga, perlintasan KA Jagabaya memang tanpa palang pintu dan tanpa ada pos penjagaan seperti daerah lain. Beberapa waktu silam, pihak PT KAI pernah ingin menutup pintu perlintasan kereta tersebut karena sering terjadi kecelakaan. “Namun, warga menolak, karena sudah sejak lama jadi tempat hilir mudik warga,” ujar Hasan, warga Jagabaya.

Ia mengatakan, pengemudi motor yang sudah biasa melintas di perlintasan Jagabaya sudah memahami kalau tidak ada pintu perlintasan. Setiap kereta api lewat, terjadi antrean motor dari dua arah berlawanan. Namun jalan lintasnya terpisah, sehingga tidak saling terganggu arus lalu lintasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement