Selasa 14 Dec 2021 06:28 WIB

Nadiem: Jadilah Panutan Perwujudan Konsep Pembelajar Sepanjang Hayat

Nadiem meminta jajarannya menjadi panutan dalam konsep pembelajar sepanjang hayat.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, meminta jajarannya untuk menjadi panutan dalam perwujudan nyata konsep pembelajar sepanjang hayat.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, meminta jajarannya untuk menjadi panutan dalam perwujudan nyata konsep pembelajar sepanjang hayat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, meminta jajarannya untuk menjadi panutan dalam perwujudan nyata konsep pembelajar sepanjang hayat. Dia mengingatkan, bekal yang cukup, diperlukan dalam menyongsong masa depan yang semakin menantang.

"Upaya kita belum tuntas, perjalanan kita masih panjang. Tantangan di masa depan akan semakin menantang dan kita harus mampu menghadapinya dengan bekal yang cukup," ujar Nadiem lewat video pada peluncuran Wiyata Kinarya Merdeka Belajar 2021 di Kemendikbudristek, Jakarta, Senin (13/12).

Baca Juga

Nadiem menyatakan, peran aktif diperlukan dalam upaya percepatan reformasi agar dapat terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Dia mengingatkan jajarannya untuk harus terus belajar dan terus berkembang dan menjadi wujud nyata dari konsep pembelajar sepanjang hayat.

"Kita harus terus belajar dan terus berkembang dan menjadi perwujudan nyata dari konsep pembelajar sepanjang hayat," ungkap Nadiem.

Untuk menuju ke arah tersebut, dia mengajak jajarannya di seluruh bagian untuk memanfaatkan Wiyata Kinarya Merdeka Belajar. Menurut dia, kunci dari platform tersebut adalah integrasi, yakni mengintegrasikan sarana sumber belajar serta pembelajaran dan pengembangan yang dapat diakses dengan satu kali penggunaan.

"Wiyata Kinarya juga mengintegrasikan metode pembelajaran berbasis pengalaman atau experiential learning, coaching, atau mentoring dan pelatihan formal dengan porsi 70-20-10," kata dia.

Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian Kemendikbudristek, Amurwani Dwi Lestariningsih, mengatakan, Wiyata Kinarya atau Corporate University Merdeka Belajar merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh Kemendikbudristek untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing.

"Sebagaimana diketahui, Kemendikbudristek adalah kementerian dengan jumlah SDM yang paling banyak dan terbesar dengan 124.000 jumlah SDM-nya. Dan jumlah ini tersebar di unit-unit utama, satuan kerja, baik di pusat maupun daerah, lembaga layanan pendidikan tinggi, dan perguruan tinggi," kata dia.

Amurwani menerangkan, Wiyata Kinarya Merdeka Belajar adalah suatu bentuk percepatan reformasi birokrasi di Kemendikbudristek, khususnya pada area manajemen perubahan dan sistem manajemen SDM. Platform tersebut juga ia sebut sebagai sebuah pengembangan sistem kompetensi SDM yang digagas untuk menyediakan berbagai konten pembelajaran bagi semua SDM yang nantinya dapat diakses oleh masyarakat umum.

"Sistem ini mengintegrasikan dari berbagai materi, dari semua unsur manajemen pengetahuan, sistem manajemen pembelajaran, dan juga sistem informasi manajemen pengembangan kompetensi," terang dia.

Dia menerangkan, pihaknya akan mendorong setiap SDM di Kemendikbudristek untuk selalu belajar dan berbagi pengetahuan. Diharapkan, dengan begitu Kemendikbudristek dapat menjadi organisasi pembelajar. Dia menilai, jejaring Kemendikbudristek dengan berbagai pihak eksternal merupakan modal berharga.

"Oleh karenanya, bekerja sama dengan para pemangku kepentingan akan terus kita kembangkan," terang dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement