Jumat 17 Dec 2021 12:09 WIB

Dua Belas Sandera AS dan Kanada di Haiti Dibebaskan

Kemenlu AS mengonfirmasi 12 sandera yang diculik di Haiti kini sudah dibebaskan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Dengan latar belakang gereja Katolik Santo Petrus, pedagang kaki lima menunggu pelanggan di luar sekolah Nasional Lycée di distrik Petion Ville, Port-au-Prince, Haiti, Senin, 27 September 2021. Kemenlu AS mengonfirmasi 12 sandera yang diculik di Haiti kini sudah dibebaskan. Ilustrasi.
Foto: AP/Rodrigo Abd
Dengan latar belakang gereja Katolik Santo Petrus, pedagang kaki lima menunggu pelanggan di luar sekolah Nasional Lycée di distrik Petion Ville, Port-au-Prince, Haiti, Senin, 27 September 2021. Kemenlu AS mengonfirmasi 12 sandera yang diculik di Haiti kini sudah dibebaskan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan 11 warga negara AS dan satu warga negara Kanada yang diculik saat mengunjungi sebuah panti asuhan di Haiti pada 16 Oktober telah dibebaskan. Lima orang sandera lainnya dibebaskan.

"Kami menyambut baik berita 12 orang yang tersisa termasuk 11 warga negara AS yang diculik pada 16 Oktober lalu telah dibebaskan hari ini. Kami sangat lega untuk mereka dan keluarga mereka, yang akan segera mereka temui," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price dalam pernyataannya di situs Departemen Luar Negeri AS, Jumat (17/12).

Baca Juga

Enam belas warga Amerika dan satu orang Kanada termasuk lima orang anak-anak diculik saat mengunjungi sebuah panti asuhan di Haiti. Peristiwa ini memperlihatkan masalah penculikan di negara itu yang berkembang menjadi isu yang sangat memprihatinkan.

Di tengah gejolak politik dan krisis ekonomi, penculikan meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir. Tiga orang dibebaskan pekan lalu sementara lainnya dibebaskan bulan November.

"Kami ingin berterima kasih pada rekan-rekan kami di Kepolisian Nasional Haiti, organisasi internasional, dan antar-lembaga AS yang bekerja tanpa lelah untuk kebebasan mereka. Keamanan dan keselamatan para warga AS di Haiti, seperti di semua negara lainnya, merupakan prioritas utama Departemen Luar Negeri," kata Price.

"Pemerintah terus berkomitmen untuk masa depan Haiti dan mendukung keamanan dan kemakmuran rakyat Haiti. Kami akan terus mendukung Kepolisian Nasional Haiti untuk meningkatkan keamanan bagi seluruh warga Haiti, serta warga AS di Haiti," tambahnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَفَمَنْ كَانَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖ وَيَتْلُوْهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰىٓ اِمَامًا وَّرَحْمَةًۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ مِنَ الْاَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهٗ فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْهُ اِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Maka apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka beriman kepadanya (Al-Qur'an). Barangsiapa mengingkarinya (Al-Qur'an) di antara kelompok-kelompok (orang Quraisy), maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur'an. Sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

(QS. Hud ayat 17)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement