Ahad 19 Dec 2021 07:17 WIB

Piala AFF 2020: ‘Double D’ Jadi Titik Lemah Timnas Malaysia

Malaysia kemungkinan akan memainkan ‘Double D’ guna menghalau serangan Indonesia.

Red: Didi Purwadi
Para pemain timnas Malaysia saat berlatih di Piala AFF 2020.
Foto: Dok AFF Suzuki Cup 2020
Para pemain timnas Malaysia saat berlatih di Piala AFF 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Timnas Malaysia akan menghadapi Indonesia di laga terakhir Grup B Piala AFF 2020 di Stadion Nasional, Kallang, Singapura, pada Ahad (19/12) malam pukul 19.30 WIB. Harimau Malaya, julukan timnas Malaysia, kemungkinan akan memainkan ‘Double D’ guna menghalau serangan pasukan Garuda.

Seperti dikutip dari situs media Malaysia Berita Harian, pelatih Tan Cheng Hoe kemungkinan tidak bisa menurunkan Aidil Zafuan Abdul Radzak dan Shahrul Saad. Dua bek andalan Malaysia ini bakal absen karena mengalami cedera.

Baca Juga

Sebagai solusinya, pelatih berusia 53 tahun itu kemungkinan akan menduetkan Dominic Tan dan Dion Cools di jantung pertahanan Malaysia. Namun, pengamat bola Serbegeth Singh melihat kombinasi 'Double D' tersebut sangat berisiko tinggi terhadap pertahanan Malaysia.

Menurut pengamat bola Malaysia yang akrab disapa Shebby ini, duet Dominic dan Dion belum padu karena keduanya masih mencari chemistry untuk bisa tampil solid bersama. Apalagi, Dion Cools baru kemarin bergabung dengan skuad Tan Cheng Hoe. Cools, bek Malaysia berdarah Belgia yang memperkuat klub Denmark Midtjylland, harus masih beradaptasi dengan cuaca panas Singapura.

Sementara, Dominic dinilainya belum menunjukkan bukti bahwa ia memenuhi syarat untuk bermain di lapangan internasional. Dominic menempati bangku cadangan dalam tiga laga terakhir Malaysia di penyisihan Grup B Piala AFF 2020.

"Dalam situasi seperti saat ini, pasangan Dion dengan Dominic berisiko tinggi," ujar Shebby.

Apalagi, Shebby melanjutkan, Malaysia harus menghadapi Indonesia dalam laga ‘hidup mati’ guna bisa lolos ke babak semifinal. Menurunkan duet Dion-Dominic atau ‘Double D’ dalam laga seperti ini, Shebby menilainya terlalu berisiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement