Ahad 19 Dec 2021 11:51 WIB

Jasa Tawanan Perang Ajari Menulis dan Membaca Penulis Wahyu

Tawanan perang ajarkan para penulis wahyu membaca dan menulis.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Jasa Tawanan Perang Ajari Menulis dan Membaca Penulis Wahyu. Foto:  Ulama hadits (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Jasa Tawanan Perang Ajari Menulis dan Membaca Penulis Wahyu. Foto: Ulama hadits (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rasulullah SAW memiliki beberapa sahabat setia yang memiliki inteleketual tinggi sebagai pencatat wahyu. Di antara para penulis wahyu yang terkenal dalam sejarah ialah Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan Muawiyah.

"Yang terbanyak menuliskan ialah Zaid bin Tsabit dan Muawiyah," tulis Prof. T.M Hasbi Ashshiddiqi dan kawan-kawan dalam Muqadimah 'Sejarah Pemeliharaan Kemurnian Alquran'.

Baca Juga

Pertanyaannya, siapa yang mengajari mereka bisa membaca dan menulis?

Menurut catatan Prof T.M Hasbi dkk, bahwa mereka bisa membaca dan menulis karena mendapat pengajaran dari tawanan perang Badar.

"Pada peperangan Badar, orang-orang musyrikin yang ditawan oleh Nabi yang tidak mampu menebus dirinya dengan uang, tetapi pandai menulis baca, masing-masingnya diharuskan mengajar sepuluh orang Muslim menulis dan membaca sebagai ganti tebusan," tulisnya. 

Di dalam Alquran punya banyak ayat-ayat yang mengutarakan tentang tulis-menulis dan sebagai bentuk penghargaan tertinggi terhadap huruf, pena dan tulisan. Tentang hal ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengabadikannya dalam surat Al-Qalam ayat 1 yang artinya.

"Demi Pena dan apa yang mereka tuliskan"

Dalam surah Al-Alaq ayat 3,4,5 yang artinya. "Bacalah, dan Tuhanmu amat mulia. Yang telah mengajar dengan pena. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Dari Firman Allah inilah bertambah keinginan para sahabat untuk belajar sampai bisa menulis dan membaca.  Dengan demikian terdapatlah di masa nabi tiga unsur yang tolong-menolong memelihara Alquran yang telah diturunkan itu berdasarkan keahliannya masing-masing.

Pertama, hafalan dari mereka yang hafal Alquran. Kedua naskah-naskah yang dituliskan untuk Nabi. 

Ketinggian, naskah-naskah yang dituliskan oleh mereka yang pandai menulis dan membaca untuk mereka masing-masing.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement