Senin 20 Dec 2021 15:59 WIB

Tekad UAD Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Diharapkan, peran UAD kepada masyarakat semakin menguat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Peresmian sarana Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gunungkidul, DIY.
Foto: Dokumen.
Peresmian sarana Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gunungkidul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketahanan ekonomi menjadi bagian penting dalam menjaga keberlangsungan bangsa. Terkait hal tersebut, maka Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan, harus menjadi prioritas bersama, termasuk civitas akademika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan kemudian menjadi komitmen UAD, bahkan peringatan Milad ke-61 UAD yang jatuh pada 19 Desember 2021 mengangkat tema Transformasi Teknologi untuk Ketahanan Ekonomi Menuju Pembangunan Berkelanjutan.

Rektor UAD, Dr Muchlas mengatakan, kehadiran UAD harus bisa melebarkan pengaruh kepada sektor-sektor lain, termasuk sektor ekonomi. "Ini yang kita tawarkan agar stabilitas ekonomi mampu disokong transformasi teknologi yang on the right track," kata Muchlas, Sabtu (18/12).

Dengan demikian diharapkan peran UAD kepada masyarakat semakin menguat, sesuai prinsip penetrasi peran UAD terhadap pengembangan potensi lokal melalui kearifan lokal.  

“Seperti misalnya membangun Desa Mitra UAD, jika semula ada potensi pariwisata tapi tidak dikelola kita bina sampai tumbuh jadi desa pariwisata, ada potensi budaya tapi tidak tertata, atau ada potensi ekonomi tapi belum digerakkan, kita masuk ke sana," ujar Muchlas.

UAD baru pula meresmikan sarana prasarana publik. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gunungkidul, Sentra Industri Herbal, Pompa Hidran di Kulonprogo, dan lain-lain. Ini, kata Muchlas, bagian transformasi teknologi yang dilakukan UAD.

Sebab, PLTS misalnya, sebenarnya merupakan karya dari dosen-dosen UAD yang sudah mencapai level penelitian paling tinggi atau paripurna. Mereka sudah mampu memaksimalkan agar luaran penelitian dapat langsung digunakan masyarakat luas.

Hal lain yang tidak biasa, UAD mulai merambah pula pengembangan dunia pariwisata. Contohnya, membuat jogging track yang ergonomis, sehingga nyaman, aman dan estetis. Ini dilakukan oleh mahasiswa/i Teknologi Industri yang memahami transformasi teknologi.

"Kuncinya, harus bisa berpengaruh. UAD memang tidak ada prodi kepariwisataan, tapi UAD memiliki konsen yang tinggi secara akademik mengembangkan pariwisata," ujarnya.

Bahkan, lanjut Muchlas, Fakultas Hukum UAD sedang mengajukan Magister Hukum Pariwisata. UAD memiliki pula Program Studi Bisnis Jasa Makanan, yang mana, memiliki kurikulum yang sangat mengarah kepada pengembangan wisata kuliner.

Selain itu, memiliki sumber daya yang kuat memberanikan UAD menggagas edutourism. UAD pun menjadi lokasi Museum Muhammadiyah yang bisa jadi bagian dari wisata pendidikan, serta Islamic Center yang bisa landmark baru DIY untuk wisata religi.

Kemudian, UAD memiliki planetarium dan observatorium yang selama ini sudah dijalankan sebagai science park. Ini merupakan tanggung jawab UAD karena bicara wisata harus ada rancangan yang meliputi tata kawasan, kelola, dan lingkungan.

Itu semua memerlukan kajian yang perannya sangat bisa diambil dan sudah diambil UAD sebagai lembaga pendidikan tinggi. Melakukan analisis kelayakan lingkungan, sosial, basis pengembangan, dan dijalankan UAD dengan berbasis ke komunitas.

Lebih lanjut Muchlas mengaku, sudah pula memberikan masukan langsung ke pemangku-pemangku kebijakan terkait agar sarana/prasarana yang ada tidak diserahkan ke investor. Tapi, dikembangkan ke komunitas agar bisa terus memperhatikan kearifan lokal.

"Kita ingin merambah luar DIY, tapi tanggung jawab moral kita sebagai warga ada di DIY dulu. Paling tidak 2022 tercapai target 50 Desa Mitra UAD, sekarang sudah ada 15 Desa Mitra UAD bernuansa pariwisata. Setelah itu, baru kita ke luar DIY," ujar rektor.

Selama ini, ia menambahkan, UAD maupun PTMA-PTMA di Indonesia belum memanfaatkan secara maksimal jaringan yang sangat luas. Muchlas bersyukur, kini kolaborasi mulai terbangun ditambah MBKM yang menyadarkan ada modal jaringan luas tersebut.

Refleksi milad

Untuk 61 tahun UAD, ia menekankan, setiap milad harus bisa dimanfaatkan sebagai refleksi. Menurut Muchlas, milad menjadi media refleksi atas apa yang UAD lakukan satu tahun ini, menumbuhkan kesadaran untuk bisa lebih meningkatkan apa yang dicapai.

"Milad kita pandang sebagai salah satu sarana melakukan konsolidasi internal, kita pakai sebagai psychology charging untuk kita semua, sehingga dengan milad kita jadi segar kembali, lahir kembali, produktif kembali," katanya.

Selama pandemi, ia mengakui, tekanan situasi memang belum mengubah kebiasaan UAD dalam pengelolaan perguruan tinggi dari sebelum pandemi. Meski sudah membaik harus diakui alam pikir pengelola perguruan tinggi masih dalam tekanan pandemi.

Jadi, harus ada upaya-upaya mitigasi dan pengembangan. Ia bersyukur, tekanan pandemi ini bisa dilewati UAD baik dari sisi finansial dan akademik dan satu tahun terakhir membangun kembali prestasi-prestasi yang sempat tidak dijalankan.

Bahkan, pada akhir 2021 beberapa indikator prestasi UAD mengalami kenaikan. Pemeringkatan dari Simkatmawa terus naik dari 49 pada 2018, 29 pada 2019, 19 pada 2020 dan 15 pada 2021. Ini jadi salah satu berita gembira milad ke-61 UAD.

Dari sisi akademik, penelitian pengabdian kepada masarakat civitas akademika UAD sudah bersanding bersama PTS/PTN besar di Indonesia dari perolehan hibah-hibah. Terakhir, memperoleh kepercayaan mengelola hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Pengembangan SDM juga mulai membuahkan hasil, percepatan guru besar mengantrakan dua calon guru besar tahun ini. Meski begitu, semua capaian itu baru sebagian kecil dari target karena disrupsi pandemi membuat UAD mengatur ulang strategi.

Sebab, ada tekad pada pandemi agar dosen dan tendik tetap bisa sejahtera serta mahasiswa bisa tetap terlayani baik. Uniknya, dengan segala keterbatasan, dengan spirit jiwa corsa, ada saja prestasi prestai yang ditorehkan. Terakhir, UAD meraih Best New Participant Green Campus, mampu meraih rancangan green campus terbaik.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اللّٰهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًا ۗ قَالُوْٓا اَنّٰى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ اَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِۗ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهٗ بَسْطَةً فِى الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۗ وَاللّٰهُ يُؤْتِيْ مُلْكَهٗ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Dan nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi) menjawab, “Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik.” Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Baqarah ayat 247)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement