Selasa 21 Dec 2021 23:49 WIB

Warga Filipina Korban Topan Rai Kekurangan Bantuan

Penduduk di daerah-daerah yang terkena dampak Topan Rai memohon bantuan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Warga membawa barang-barang yang tersisa saat berjalan melewati rumah yang rusak akibat Topan Rai di kota Surigao, Surigao del Norte, Filipina tengah, Jumat 17 Desember 2021. Penduduk di daerah-daerah yang terkena dampak Topan Rai memohon bantuan.
Foto: AP/Erwin Mascarinas
Warga membawa barang-barang yang tersisa saat berjalan melewati rumah yang rusak akibat Topan Rai di kota Surigao, Surigao del Norte, Filipina tengah, Jumat 17 Desember 2021. Penduduk di daerah-daerah yang terkena dampak Topan Rai memohon bantuan.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Para pejabat Filipina dan penduduk di daerah-daerah yang terkena dampak Topan Rai memohon makanan, air, dan tempat berlindung. Jalan-jalan yang rusak, banjir, dan putusnya aliran listrik dan komunikasi menghambat upaya bantuan.

"Pasokan makanan kami hampir habis. Mungkin dalam beberapa hari, kami akan benar-benar habis," kata Wali Kota Tubajon Fely Pedrablanca di Pulau Dinagat, Selasa (21/12).

Baca Juga

Daerah yang menghadap ke Samudra Pasifik itu dihancurkan oleh topan. Tubajon mengatakan hanya sembilan dari lebih dari 2.000 rumah di kotanya yang masih berdiri.

Penjaga pantai telah mengerahkan kapal untuk membantu dalam pekerjaan bantuan dan dalam upaya mencapai daerah yang masih terputus. Sementara Palang Merah Filipina (RRC) berencana untuk mengangkut orang ke tempat yang aman, termasuk turis asing yang terdampar di pulau wisata Siargao.

"Kami menghadapi bencana yang luar biasa. Ini Haiyan lagi," kata Ketua RRC Richard Gordon kepada Reuters, mengacu pada salah satu topan tropis paling kuat yang pernah tercatat yang menewaskan 6.300 orang di Filipina pada 2013.

Sedangkan di provinsi Leyte Selatan, penjabat kepala dinas pekerjaan umum Roger Mercado mengatakan pusat-pusat evakuasi juga hancur. Kerusakan infrastruktur di Leyte Selatan, di mana penduduk juga sangat membutuhkan makanan dan air, bisa mencapai 3 miliar peso.

Polisi menyebut sedikitnya 375 orang tewas dan 56 hilang. Lebih dari 500 orang terluka. "Pemerintah telah menyiapkan makanan dan non-makanan tetapi itu tidak cukup karena banyak yang membutuhkan," ujar kepala bencana Leyte Selatan, Danilo Atienza.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan badan-badan negara untuk memulihkan listrik dan komunikasi saat ia menjanjikan 10 miliar peso untuk upaya pemulihan. Bantuan asing juga mulai berdatangan termasuk dari Jepang dan China. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sedang bekerja dengan mitra untuk membantu di bidang tempat tinggal, kesehatan, makanan, perlindungan, dan tanggapan penyelamatan jiwa lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement