Kamis 23 Dec 2021 00:09 WIB

WFP akan Pangkas Bantuan Pangan untuk Yaman

Program Pangan Dunia (WFP) kekurangan dana sehingga pangkas bantuan ke Yaman

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Seorang pria berbelanja dekat rak produk-produk buatan Perancis yang kosong di ibukota Yaman, Sanaa, Senin (26/10). Program Pangan Dunia (WFP) kekurangan dana sehingga pangkas bantuan ke Yaman. Ilustrasi.
Foto: AP/Hani Mohammed
Seorang pria berbelanja dekat rak produk-produk buatan Perancis yang kosong di ibukota Yaman, Sanaa, Senin (26/10). Program Pangan Dunia (WFP) kekurangan dana sehingga pangkas bantuan ke Yaman. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan mereka akan memotong bantuan ke Yaman. Hal itu terpaksa dilakukan karena WFP menghadapi kekurangan pasokan dana.

“Mulai Januari (2022), delapan juta akan menerima jatah makanan yang dikurangi, sementara lima juta yang berisiko langsung tergelincir ke dalam kondisi kelaparan akan tetap mendapat jatah penuh,” kata WFP dalam sebuah pernyataan, Rabu (22/12), dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga

WFP mengungkapkan langkahnya tersebut berpotensi meningkatkan angka kelaparan di Yaman. Namun WFP tak dapat mengambil langkah lain. “Stok makanan WFP di Yaman hampir habis,” ujar Direktur Regional WFP Corinne Fleischer.

“Setiap kali kita mengurangi jumlah makanan, kita tahu bahwa lebih banyak orang yang sudah lapar dan rawan pangan akan bergabung dengan jutaan orang yang kelaparan.Namun saat-saat putus asa membutuhkan tindakan putus asa,” kata Fleischer menambahkan.

WFP mengungkap dibutuhkan dana 813 juta dolar AS untuk terus membantu kelompok rentan di Yaman hingga Mei tahun depan. Sementara, jika ingin bantuan pangan tetap terjaga sepanjang tahun depan, diperlukan dana 1,97 miliar dolar AS.

Konflik di Yaman telah berlangsung selama delapan tahun. Pertempuran melibatkan kelompok pemberontak Houthi dan pasukan pemerintah. Menurut Program Pembangunan PBB, kekerasan di sana diproyeksikan akan membunuh 377 ribu orang pada akhir tahun ini.

Selama konflik berlangsung, sekitar empat juta orang telah mengungsi. UNICEF mengungkapkan sekitar 2,3 juta balita di Yaman menderita kekurangan gizi akut. Sebanyak 400 ribu balita lainnya akan menderita kekurangan gizi parah yang mengancam jiwa dalam beberapa bulan mendatang. PBB telah menyebut krisis Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement