Kamis 23 Dec 2021 14:58 WIB

Adaro Gelontorkan 728 Juta Dolar AS Bangun Smelter Alumunium di Kawasan Industri Hijau

Ini dilakukan Adaro sebagai bagian dalam transformasi bisnis melalui green initiative

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PT Adaro Energy Tbk melalui PT Adaro Aluminium Indonesia menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (Letter of Intention to Invest) sebesar 728 juta dolar AS untuk membangun aluminium smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia yang terbesar di dunia. (ilustrasi).
Foto: Istimewa
PT Adaro Energy Tbk melalui PT Adaro Aluminium Indonesia menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (Letter of Intention to Invest) sebesar 728 juta dolar AS untuk membangun aluminium smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia yang terbesar di dunia. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk melalui PT Adaro Aluminium Indonesia menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (Letter of Intention to Invest) sebesar 728 juta dolar AS untuk membangun aluminium smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia yang terbesar di dunia. Smelter ini sedang dibangun oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.

Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat menjelaskan langkah ini dilakukan Adaro sebagai bagian dalam transformasi bisnis melalui green initiative. Selain itu, langkah ini juga dilakukan Adaro untuk mendukung pemerintah dalam program energi hijau dan meningkatkan hilirisasi.

Baca Juga

"Kami melakukan investasi untuk membangun aluminium smelter guna mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah. Melalui investasi ini, kami berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara. Kami juga berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara ini dapat mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,” ujar Ario melalui keterangan tertulisnya, Kamis (23/12).

Untuk mengembangkan industri ini, Adaro juga akan menggandeng mitra kerja dari luar negeri yang sudah memiliki rekam jejak, pengalaman, teknologi terkini dan pengetahuan secara menyeluruh di industri aluminium.

“Kami optimis permintaan dunia atas produk aluminium akan terus meningkat, terutama untuk kabel, baterai, dan sasis. Kami juga berharap di masa mendatang, industri lainnya seperti industri panel surya dan mobil listrik yang membutuhkan aluminium juga bisa diproduksi di sini.” ujar Ario.

Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter Adaro ini juga akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement