Kamis 23 Dec 2021 19:24 WIB

Zverev Prediksi Ia, Djokovic, dan Medvedev Kuasai Tenis Dunia pada 2022

Alexander Zverev menjuarai Olimpiade Tokyo dengan mengalahkan Novak Djokovic.

Red: Israr Itah
Petenis Alexander Zverev dari Jerman menilai ia bersama Novak Djokovic, dan Daniil Medvedev akan menguasai tenis dunia pada 2022.
Foto: DAVE HUNT/AAP
Petenis Alexander Zverev dari Jerman menilai ia bersama Novak Djokovic, dan Daniil Medvedev akan menguasai tenis dunia pada 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara Olimpiade Alexander Zverev meyakini pergantian tempat akan terjadi di tenis putra. Ia meyakini, gelar besar tahun depan kemungkinan akan terbagi antara Novak Djokovic, Daniil Medvedev, dan dirinya.

Zverev dari Jerman mengalahkan Djokovic dalam perjalanannya meraih emas di Olimpiade Tokyo dan kemudian mengakhiri tahun dengan memenangi gelar ATP Finals untuk kedua kalinya. Djokovic memenangi tiga gelar Grand Slam tahun ini tetapi rival lamanya Rafa Nadal dan Roger Federer gagal menambah koleksi mereka di mana ketiganya saat ini sama-sama mengumpulkan 20 gelar.

Baca Juga

Petenis nomor dua dunia Medvedev mengalahkan Djokovic di final US Open sementara Zverev juga mencapai dua semifinal Grand Slam tahun ini. Menuju musim baru, Federer (40) masih dalam pemulihan dari operasi lutut sementara Nadal (35) sedang dalam tahap awal untuk kembali dari cedera kaki.

"Saya pikir tahun depan bisa sangat mirip dengan enam bulan terakhir dari tahun ini," kata Zverev, yang dinobatkan sebagai Olahragawan Terbaik Jerman tahun ini, dikutip dari Reuters, Kamis (23/12).

"Dulu, selalu ada pembicaraan tentang Nadal, Federer dan Djokovic. Sekarang, gelar besar adalah Olimpiade, US Open, Turin (ATP Finals) dan Wimbledon, dan semuanya dimenangkan oleh Medvedev, Djokovic, dan saya. Saya tidak melihat itu akan berbeda tahun depan."

Zverev mengakhiri tahun dengan peringkat tiga dan memasang target untuk berada di nomor satu. "Saya tahu saya tidak jauh dari itu, tetapi untuk itu saya juga harus memenangi turnamen dan Grand Slam," kata Zverev.

Secara teoritis, Zverev yang berusia 24 tahun bisa saja menjadi nomor satu jika dia memenangi Australian Open dan Djokovic melewatkan turnamen karena sikapnya terhadap vaksin Covid-19.

"Situasi dengan Novak dan Australia masih menjadi tanda tanya besar. Tentu saja, saya berharap dia diizinkan bermain, itu sangat jelas," kata Zverev. 

Zverev mengatakan, ada ribuan perhitungan matematis. Jika Djokovic tidak bermain di Australia dan ia memenangi Australian Open, maka Zverev menjadi petenis nomor satu di dunia. Akan tetapi masih banyak perhitungan lain.

"Pada akhirnya, sekarang bukan waktunya untuk memikirkan (menjadi nomor satu), bukan waktunya untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin sehingga secara fisik Anda bisa bermain untuk itu," ujarnya menambahkan.

Kegagalan Zverev untuk merebut gelar Grand Slam telah mengejutkan beberapa orang, tetapi dia sekarang menjadi ancaman yang konsisten pada turnamen-turnamen besar setelah awalnya berjuang untuk menunjukkan yang terbaik di antara mereka.

"Saya menjadi jauh lebih tenang. Saya juga semakin tua. Saya bukan 18 atau 19 lagi. Saya mengerti mungkin sedikit lebih banyak hal tentang kehidupan dan memahami bahwa Anda hanya harus tetap tenang dalam situasi penting," katan Zverev."Itu berpengaruh pada saya tahun ini."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement