Jumat 24 Dec 2021 21:27 WIB

Jubir Kemenkes: Tak Perlu Panik dengan Omicron, Cukup Waspada dan Jalankan Prokes

Jubir Kemenkes minta masyarakat tidak perlu panik dengan kemunculan Omicron.

Red: Bayu Hermawan
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, meminta masyarakat tidak perlu panik atas masuknya varian Omicron ke Indonesia. Karena, sebenarnya pencegahan penularan varian Omicron sudah dilakukan masyarakat sejak awal penularan Covid-19 di Tanah Air.

"Tidak perlu panik karena (kepanikan) tidak akan memecahkan masalah. Tetapi harus tetap waspada dengan menjalankan protokol kesehatan," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi pada Alinea Forum bertema "Membendung Transmisi Omicron", Jumat (24/12). 

Baca Juga

Siti Nadia meminta, ada baiknya masyarakat tidak hanya heboh dengan masuknya Omicron ke Indonesia. Lalu mengabaikan menjalankan protokol kesehatan. Padahal, kata Nadia, untuk mencegah varian Covid-19 apapun upaya efektif yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni  3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Serta melakukan upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) dan vaksinasi.

"Masyarakat harus terus melakukan perubahan perilaku dengan menjalankan protokol kesehatan, kendati aktivitas sudah bisa dijalankan," ucapnya.

Sementara epidemiolog utama Perhimpunan Ahli Epidemilogi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengharapkan semua pihak dapat bekerja sama dalam mencegah varian Omicron yang sudah masuk ke Indonesia.

"Pengawasan di pintu-pintu masuk wilayah negara ini harus terus diperkuat. Protokol kesehatan harus senantiasa dilakukan secara disiplin, meningkatkan cakupan vaksinasi, dan memperkuat 3T," katanya.

Masdalina berharap pemerintah memperhatikan program vaksinasi Covid-19. Meskipun capaian angka vaksinasi secara penuh sudah lebih dari 100 juta, tetapi jika melihat persentasenya masih berada di bawah target. Padahal, kata dia, vaksinasi penting untuk mewujudkan kekebalan populasi.

Terkait sudah masuknya varian Omicron di Indonesia, dia berkeyakinan penyebarannya belum meluas alias baru di pintu masuk Indonesia. Sejauh ini, deteksi yang dilakukan pemerintah terbilang cukup baik.

Sementara Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira berkeyakinan, kolaborasi langkah yang dilakukan pemerintah dan para pihak bisa mengatasi dampak negatif dari pandemi Covid-19  

"Situasi saat ini saya rasa tidak bisa dibilang sudah sempurna. Tetapi tentunya kita perlu melakukan langkah-langkah continuous improvement dari apa yang sudah kita lakukan. Jadi, kuncinya tadi, adanya collaborative action,” kata dia.

Menurut dia, kunci utama membendung transmisi Omicron adalah dengan tetap melakukan tracing dan testing secara terus-menerus. Juga bagaimana hal-hal yang sudah dibangun tetap dilakukan dilakukan secara masif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement