Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bunga Novianti

Batik Sebagai Identitas dan Gaya Hidup

Gaya Hidup | Friday, 24 Dec 2021, 22:31 WIB
"Banyak cara untuk menunjukkan identitas bangsa, dan batik adalah salah satunya." -Bunga Novianti-

Batik adalah busana kuno dan tradisional, batik sebagai salah satu karya seni budaya bangsa Indonesia telah mengalami perkembangan seiring dengan perjalanan waktu.

Perkembangan yang terjadi membuktikan bahwa batik sangat dinamis dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam dimensi ruang, waktu, dan bentuk. Batik lebih dimaknai sebagai pakaian tradisional yang khas dan menunjukkan keterikatan suatu kelompok atau komunitas tertentu. Saat ini, batik telah bertransformasi menjadi salah satu media yang mampu mengkomunikasikan segala pesan yang terkandung dalam motif batik itu sendiri, serta tren dalam fesyen yang digemari banyak orang di dunia.

Batik sebagai identitas

Batik dapat disamakan dengan kemunculan identitas budaya suatu masyarakat yang merupakan adanya pengakuan tentang suatu simbol yang menjadi ciri dari masyarakat itu sendiri. Dengan begitu, batik tidak dapat dipisahkan dari „rasa‟ yang berkelindan pada setiap anggota masyarakat dan dapat menjadi kebanggaan mereka. Sehingga, batik tidak dapat dilepaskan dari suatu identitas budaya karena mengandung nilai-nilai tertentu yang kemudian diwariskan kepada generasinya.

Pada perkembangannya, batik pun menjadi seragam dan menjadi identitas sosial. Sebagaimana kita ketahui, pakaian seragam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Pakaian menunjukkan suatu bentuk peradaban dan menjadi identitas seseorang yang salah satunya ditunjukkan oleh pakaian seragam. Kecenderungan manusia untuk membentuk entitas sosial menjadikan banyak dibuatnya pakaian seragam. Oleh sebab itu, saat ini, baju seragam sudah menjadi bagian dari trend fashion dalam masyarakat. Suatu seragam dibuat untuk menciptakan sebuah identitas bagi suatu kelompok.

Batik sebagai gaya hidup

Batik menjadi gaya hidup berkaitan dengan budaya konsumerisme yang terbentuk akibat dari kemunculan industri industri salahsatunya adalah industri mode atau fesyen. Tidak bisa dipungkiri, pakaian bisa menunjukkan nilai sosial atau status. Oleh sebab itu, fesyen atau pakaian sering digunakan untuk menunjukkan nilai sosial atau status, bahkan orang kerap membuat penilaian terhadap nilai sosial atau status orang lain berdasarkan apa yang dipakai orang tersebut.

Seiring dengan perkembangan zaman, makna-makna batik pun menjadi kabur akibat penggunaannya tidak lagi memenuhi aturan pada masa dahulu. Di lain sisi, penggunaan batik sebagai gaya hidup cenderung diamati dari sisi positif bahwa gaya hidup merupakan satu bentuk kreativitas yang diperlukan bagi kemajuan sosial dan kultural. mengenakan baju batik bisa merupakan sebuah bentuk tanda resistensi atas “budaya unggul” (high culture).

Dengan perkembangannya, batik dengan berbagai fungsi praktis telah berkembang melalui industri kreatif untuk memuaskan kebutuhan pasar.

Kenyataan ini menunjukkan adanya identitas manusia dalam lingkup yang lebih luas, baik identitas personal melalui penggunaan pakaian sebagai simbol identitas, identitas sosial, dan juga identitas nasional serta kultural.

pembuatan batik berubah fungsi dari nilai guna menjadi satu gaya hidup yang berkaitan dengan budaya konsumerisme yang terbentuk akibat dari kemunculan industri - industri. Salah satunya adalah industri mode atau fesyen.

"Selama orang Indonesia dekat dengan budayanya & budayanya dekat dengan orang Indonesia, maka Indonesia tetap lestari." - Josephine Komara (Obin), Desainer Batik -

Daftar Pustaka

Griffin, Heather and Margaret Hone.1990. Introduction to Batik. North Light Books: Cincinnati, OH

Christabella, F. (2008). Mediasi Batik sebagai Budaya Populer: dari Habitus ke Gaya Hidup. Jurnal Komunikasi, 2(2), 363-372.

Parmono, Kartini .2013. Nilai Kearifan Lokal Dalam Batik Tradisional Kawung. Jurnal Filsafat Volume: 23, Nomor 2: Agustus 2013: 134-146

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image